Mencicipi Sejarah dan Tradisi Lewat Nasi Gandul, Kuliner Khas Pati - Indonesia Kaya

Cari dengan kata kunci

nasi_gandul_1200.jpg

Mencicipi Sejarah dan Tradisi Lewat Nasi Gandul, Kuliner Khas Pati

Sajian nasi dengan sup daging sapi bercita rasa manis, asin, dan gurih yang menggugah selera.

Kuliner

Jika ingin berwisata ke Jawa Tengah dan mencari sensasi kuliner yang berbeda, Pati bisa menjadi pilihan menarik. Terletak di pesisir pantai utara bagian timur Jawa Tengah, daerah ini terkenal dengan berbagai kuliner khas yang populer. Selain ikan bandeng presto yang terkenal dengan kelembutannya, Pati juga memiliki kuliner legendaris yang tak kalah populer, yaitu nasi gandul atau sego gandul.

Keberadaan sajian nasi dan lauk-pauk kreatif dan menggugah selera seperti nasi gandul ini tak lepas dari latar belakang Pati yang dikenal sebagai lumbung padi produktif di Jawa Tengah. Buktinya, Kabupaten Pati menjadi salah satu daerah penghasil padi terbesar nomor lima di Jawa Tengah. Harga beras di Pati pun sangat terjangkau, karena daerah ini selalu mengalami surplus saat masa panen.

Dari Pati untuk Indonesia

Nasi gandul sendiri adalah sajian nasi dengan sup daging sapi bercita rasa manis, asin, dan gurih. Makanan ini biasa disantap dengan daun pisang sebagai alas, yang mampu membuat aroma dan rasa nasi gandul menjadi semakin sedap.

Makanan ini disantap di atas daun pisang, yang menambah aroma dan rasa nasinya menjadi lebih sedap.

Nama hidangan ini mungkin terdengar unik dan membangkitkan rasa penasaran. Ternyata, “gandul” dalam bahasa Jawa berarti “menggantung.” Bukan mengacu pada cara penyajian nasinya, melainkan cara berjualannya yang unik. Diduga kuat, kuliner yang pas dinikmati sebagai menu sarapan atau makan siang ini sudah ada sejak tahun 1950-an.

Desa Gajahmati di Pati, yang terletak di selatan Terminal Bus Pati, merupakan daerah yang memopulerkan nasi gandul. Hal ini menjadi alasan mengapa banyak warung nasi gandul yang menggunakan kata “gajah mati” pada namanya. Meskipun kini banyak penjual nasi gandul yang tidak berasal dari Desa Gajahmati, penggunaan kata “Desa Gajahmati” pada spanduk tempat makan masih tetap umum dilakukan.

Kuliner ini diduga sudah ada sejak tahun 1950-an.

Asal-usul “Gandul” yang Masih Menjadi Misteri

Warung Nasi Gandul Pak Meled yang diyakini masyarakat Pati telah berdiri sejak lama adalah salah satu yang legendaris. Menurut cerita turun-temurun, warung nasi gandul ini sudah dijalankan oleh orang tua Pak Meled sejak 1955. Dimulai dengan berjualan keliling kampung, hingga akhirnya diwariskan kepada Pak Meled dan memiliki tempat menetap untuk berjualan.

Terdapat beberapa versi mengenai asal-usul penamaan nasi gandul. Dahulu, para penjual nasi gandul di Pati menjajakan dagangannya dengan cara dipajang pada pikulan yang digantung. Konon, hal inilah yang menjadi cikal bakal nama “nasi gandul.” Versi lain menyebutkan bahwa nasi gandul disajikan dengan alas daun pisang, di atasnya tersusun nasi dan lauk pauk berupa empal atau daging sapi bumbu bacem.

Terdapat beberapa versi mengenai asal-usul penamaan nasi gandul.

Kuah bercita rasa gurih kemudian dituangkan di atas nasi. Cara penyajian ini membuat nasi dan kuah terlihat mengambang di atas piring dan tidak menyentuh dasar piring. Penampilan ini diyakini menjadi asal-usul nama “nasi gandul”, yang merujuk pada nasi dan lauk yang seolah-olah “menggantung” atau “mengambang” di atas daun pisang.

Gurih Legit Santan Nasi Gandul

Tak hanya cara penyajiannya yang menarik, nasi gandul pun mampu memikat selera melalui nasi putihnya yang disajikan dengan lauk empal atau daging sapi berbumbu rempah-rempah khas, dan disiram dengan kuah gurih. Bayangkan saja, bagaimana kelezatan nasi ini dapat membangkitkan selera makan kita.

Nasi putihnya disajikan dengan empal atau daging sapi berbumbu khas, dan disiram kuah gurih.

Nasi gandul terbuat dari nasi putih yang dicampur dengan santan kental, kemudian disajikan dengan daging sapi yang diiris tipis dan disiram dengan kuah kental berwarna cokelat tua. Kuah tersebut dibuat dari bumbu rempah seperti lengkuas, jahe, kemiri, bawang merah, dan bawang putih. Selain itu, kuah nasi gandul juga ditambah dengan sedikit kacang tanah goreng yang dihaluskan sehingga menghasilkan cita rasa yang unik.

Untuk menambah kenikmatan menyantap nasi gandul, jangan lupa tambahkan bawang goreng dan irisan daun bawang. Rasanya yang kaya rempah dan tekstur kuah yang kental dan gurih akan memanjakan lidah.

Menyajikan Nasi Gandul di Rumah

Tak hanya cita rasa yang lezat, cara penyajian nasi gandul juga sangat unik. Saat disajikan, nasi dan lauk disusun di atas daun pisang yang dijadikan alas. Tak seperti makanan pada umumnya, nasi gandul tidak disantap menggunakan sendok, melainkan menggunakan suru, yaitu selembar daun pisang yang dilipat dan digunakan sebagai alat makan.

Tak seperti makanan pada umumnya, nasi gandul tidak disantap menggunakan sendok.

Jika tidak terbiasa dengan cara makan ini, penjual nasi gandul juga menyediakan sendok dan garpu sebagai alternatif untuk para pembeli yang tidak bisa menggunakan suru.

Tertarik membuat sajian nasi gandul atau sego gandul di rumah? Ikuti langkah demi langkah proses pembuatannya melalui tautan berikut.

Informasi Selengkapnya
  • Indonesia Kaya

  • Indonesia Kaya

  • Dinasarpus.patikab.go.id (2020, 22 November). Nasi Gandul. Diakses pada 2 Mei 2023, dari https://dinasarpus.patikab.go.id/halaman/detail/nasi-gandul

    Jatengprov.go.id (2020, 17 Desember). Maknyusnya Nasi Gandul Khas Pati. Diakses pada 2 Mei 2023, dari https://jatengprov.go.id/beritadaerah/maknyusnya-nasi-gandul-khas-pati/#:~:text=%E2%80%9CGandul%E2%80%9D%20adalah%20kata%20dalam%20bahasa,muncul%20nama%20%E2%80%9Cnasi%20gandul%E2%80%9D.