Lebih dari 10 tahun Galeri Indonesia Kaya hadir di tengah-tengah masyarakat Jakarta. Selama 10 tahun, ratusan seniman dan komunitas tari telah tampil di panggung GIK.
Terdapat lebih dari 1400 sanggar dan kelompok tari di seluruh Indonesia. Bakat dan bibit penerus dunia seni tari Indonesia berada pada tangan mereka yang tengah aktif untuk belajar dan berusaha berkarya di dalam lingkungannya masing-masing.
Merayakan #GIK1Dekade, Galeri Indonesia Kaya telah memberikan kado untuk sepuluh sanggar atau kelompok tari di seluruh Indonesia. Kado senilai Rp. 50.000.000,- tersebut telah digunakan oleh sepuluh sanggar terpilih tak hanya untuk memperbaiki fasilitas dan aktivitas sanggar, tetapi juga membuat sebuah pertunjukan dengan melibatkan seniman-seniman dan masyarakat sekitar, sehingga manfaat sanggar tari dapat dirasakan seluruh lini masyarakat.
Saksikan video perjalanan dan pencapaian sepuluh sanggar terpilih!
Produser Tari
Bekerja sebagai manajer produksi lepas di bidang seni pertunjukan sejak tahun 2017. Saat ini, ia bekerja sebagai produser independen (sejak 2014) di Solo. Sebagai produser independen, ia bekerja terutama pada produksi tari. Saat ini ia secara intensif bekerja sama dengan seorang koreografer muda untuk mengembangkan karya yang didasarkan pada riset dan metode penggabungan antara materi naskah dan eksplorasi-improvisasi.
Produser Tari
Keni K. Soeriaatmadja adalah penggiat seni, penari, dan produsen pertunjukan. Melalui Hibah Seni Inovatif Yayasan Kelola, ia bersama rekan penari di Bengkel Tari Ayubulan Bandung mendirikan Sasikirana KoreoLAB & Dance Camp, sebuah wadah pengembangan tari kontemporer yang terbuka bagi penari-penari muda Indonesia untuk mendapatkan pelatihan intensif guna meningkatkan kemampuan teknis, pemikiran kritis, dan kerangka kerja konseptual.
Koreografer
Memulai kariernya di dunia tari pada 1988. Ia mendedikasikan 20 tahun perjalanannya dengan bergabung bersama Gumarang Sakti Dance co pimpinan alm. Gusmiati Suid. Pada 2001, ia mulai membangun karier sebagai koreografer dengan mementaskan karya-karyanya secara tunggal dalam berbagai festival, serta melalui hibah yang ia terima antara lain dari Yayasan Kelola dan Asia Culture Council. Pada 2020, ia membentuk Yayasan Seni Tari Indonesia. Di tahun yang sama ia mendapat Anugerah Kebudayaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (kini Kemendikbudristek) dalam kategori Pencipta, Pelopor, dan Pembaharu. Pada 2021, ia menginisiasi festival MenTARI untuk mendukung proses penciptaan para koreografer di Sumatra Barat.
Seniman Tari
Salah seorang maestro tari tradisional yang memiliki ciri khas yakni mengenakan topeng ketika menari. Ia juga satu dari sedikit seniman di Indonesia yang mampu menampilkan tari tradisional lintas gender. Kemampuannya dalam menari menarik perhatian masyarakat internasional karena ciri khasnya yang mampu menggabungkan berbagai macam tarian seperti klasik, rakyat, modern, dan komedi. Ia merupakan alumni dari Institut Seni Indonesia pada tahun 1982. Saat ini, ia menjabat sebagai direktur Lembaga Pendidikan Kejuruan Tari Natya Lakshita Dance School dan Didik Nini Thowok Entertainment.