PESTA GAM: Rame-rame Toma Bastiong, Kemeriahan di Pelabuhan Ternate - Indonesia Kaya

Cari dengan kata kunci

GIK1DEKADE
5

PESTA GAM: Rame-rame Toma Bastiong, Kemeriahan di Pelabuhan Ternate

Sanggar Bengkel Seni Baskara mengadakan pesta istimewa pada 23 Februari 2024 di jalan Kelurahan Bastiong Karance, Ternate, Maluku Utara. Pesta ini menjadi awal perjalanan dari persembahan #GIK1Dekade: Kado untuk Sanggar.

Merayakan ulang tahun ke 10 tahun, Galeri Indonesia Kaya meluncurkan program #GIK1Dekade” kado untuk sanggar. Program ini membuka kesempatan bagi para seniman tari untuk mengirimkan konsep kreatif untuk mendapat dana pembinaan masing-masing sebesar Rp50.000.000. Setelah melalui berbagai proses penyisihan, kini 10 sanggar terpilih telah mempertunjukkan karyanya di daerahnya masing-masing.

Sanggar Bengkel Seni Baskara merupakan sanggar 10 besar pertama yang melangsungkan pertunjukan karya. Sanggar yang bertempat di Ternate, Maluku Utara ini, mengangkat tajuk PESTA GAM: Rame-rame Toma Bastiong pada tanggal 23 Februari 2024 pukul 16.00 WIT di jalan Kelurahan Bastiong Karance yang diapit oleh laut, pelabuhan, pemukiman warga, dan pasar. Pesta yang dimeriahkan oleh 100 penari lebih ini membawakan workshop materi dan diskusi tari “Tolire Ma Jojoho”, penampilan tari Soya-soya, penampilan musik Yangere, makan kobong (makan bersama), tari “Tolire Ma Jojoho”, Ronggeng Togel (menari bersama), dan permainan bambu gila.

Sanggar Bengkel Seni Baskara mempersembahkan tari Tolire Ma Jojoho. Tari Tolire Ma Jojoho terinspirasi dari kisah rakyat Danau Tolire Besar yang dijaga oleh buaya putih. Tarian Tolire Ma Jojoho merupakan ungkapan kekuatan dan ketenangan seekor buaya sebagai cengkraman magnet karya. Sanggar Bengkel Seni Baskara juga menghadirkan diskusi tari Tolire Ma Jojoho yang mengundang Firman Mudafarsjah, S.E, putra dari Sultan Ternate ke-48 atau yang biasa dipanggil dengan sebutan Ou Firman sebagai Pemantik Diskusi.

“Tolire Ma Jojoho artinya cengkraman Tolire. Namun bukan bermakna langsung seperti cengkraman buaya terhadap mangsa, namun lebih ke cengkraman magnet dari penari ke penonton dengan unsur-unsur kepenarian.” Ujar Ramadhan Paat, Pembantu Koreografer Sanggar Bengkel Seni Baskara.

Musik Yangere yang ditampilkan dalam PESTA GAM: Rame-rame Toma Bastiong merupakan salah satu hasil adaptasi budaya dari musik Portugis. Musik bangsa Portugis pada awal abad ke-16 dimainkan dengan alat-alat musik seperti biola, banyo, gitar, rebana dan cello. Alat musik ini kemudian diadaptasi oleh penduduk Maluku Utara dengan menggunakan bahan-bahan yang ada dari alam sekitar untuk membuat alat-alat musik.

Nama Sanggar Bengkel Seni Baskara diambil dari singkatan Bastiong Karance yang merupakan salah satu nama kelurahan dan pelabuhan di Ternate, Maluku Utara. Sanggar ini didirikan pada tanggal 7 Februari 2013 dengan 62 anggota yang terdiri dari anak-anak, dewasa, dan orang tua. Sanggar Bengkel Seni Baskara merupakan wadah pembinaan kepada para generasi muda dengan tujuan untuk memperkenalkan seni tradisi dan membantu mempromosikan wisata seni budaya di Maluku Utara.

Sanggar Bengkel Seni Baskara menyandang banyak prestasi di antaranya menjadi Penyaji Terbaik Gelar Tari Remaja (2019), mengisi backsound musik Film Evakuasi Mama Emola (2021), delegasi Solo International Performing Arts (SIPA) dengan Karya “ALIFURU” (2021), dan menjadi perwakilan Parade Tari Nusantara mewakili Provinsi Maluku Utara (2023). Sanggar Bengkel Seni Baskara juga banyak mempersembahkan karya kolaborasi bersama Ekosdance Company seperti karya “Mighty Indonesia” dalam Pekan Kebudayaan Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2020), karya “Land of Diversity” dalam Indonesia National Day di World Expo Dubai 2020, karya “Java in Paris” bersama Ekosdance Company kerjasama Shopee dengan Pemerintah Daerah Kota Surakarta di Le BHV Marais, Paris (2022), serta Gala Dinner Presidensial KTT G-20 (2022) bersama Ekosdance Company.

Sanggar ini pada awalnya berlatih di sepanjang jalanan kecil di tepi pelabuhan Ferry Bastiong. Pada bulan Juli 2023 para anggota sanggar secara swadaya mendirikan tempat latihan sederhana dengan atap dan fasilitas kaca. Dana yang diperoleh dari program #GIK1Dekade digunakan untuk memenuhi kebutuhan pementasan, penambahan fasilitas, dan perbaikan sanggar.

“Dana Rp50.000.000 dari program GIK1Dekade Galeri Indonesia Kaya kami gunakan terutama untuk kebutuhan pentas dan penambahan fasilitas. Seperti kostum, alat musik, dan karpet, serta perbaikan sanggar.”

PESTA GAM: Rame-rame Toma Bastiong ini merupakan cara Sanggar Bengkel Seni Baskara untuk melakukan komunikasi budaya kepada penonton. Pesta ini dapat menjadi wadah untuk mengembangkan pemahaman mengenai nilai-nilai budaya agar manusia menjadi individu yang mampu menghargai budaya terutama tari tradisional Indonesia. Menghargai budaya adalah wujud rasa cinta kita terhadap Indonesia, karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.

SANGGAR BENGKEL SENI BASKARA
Jl. Bastiong Ferry Port, No. 23, RT 005 RW 002 Kel. Bastiong Karance, Kec. Ternate Selatan, Ternate, Maluku Utara
Pembina: Firman Mudaffar Sjah, SE.
Pelatih: Ramadhan Paat

KONTAK:
+62 822-5621-6397 | +62 812-3005-3237 (Ramadhan Paat)
[email protected]