Membawa Ronggeng Gunung ke Jakarta Melalui Pertunjukan Tari “Renggana”: Mengangkat Batang yang Terendam - Indonesia Kaya

Cari dengan kata kunci

GIK1DEKADE
10

Membawa Ronggeng Gunung ke Jakarta Melalui Pertunjukan Tari “Renggana”: Mengangkat Batang yang Terendam

Svadara Warna Indonesia melangsungkan pertunjukan yang mengangkat kesenian Ronggeng Gunung pada 3 Maret 2024 di Gedung Pertunjukan Wayang Orang Baratha. Pertunjukan ini menjadi titik persinggahan keempat dari persembahan #GIK1Dekade: Kado Untuk Sanggar.

Merayakan ulang tahun ke 10 tahun, Galeri Indonesia Kaya meluncurkan program #GIK1Dekade” kado untuk sanggar. Program ini membuka kesempatan bagi para seniman tari untuk mengirimkan konsep kreatif untuk mendapat dana pembinaan masing-masing sebesar Rp50.000.000. Setelah melalui berbagai proses penyisihan, kini 10 sanggar terpilih telah mempertunjukkan karyanya di daerahnya masing-masing.

Svadara Warna Indonesia yang mengangkat tari dengan tajuk Renggana yang memiliki arti “Perempuan Pujaan Hati” menjadi tempat pemberhentian keempat dari rangkaian persembahan karya 10 besar sanggar program #GIK1Dekade. Pertunjukan tari ini dilaksanakan pada 3 Maret 2024 pukul 19.00 WIB di Gedung Pertunjukan Wayang Orang Baratha. Tarian Renggana diangkat dari kesenian asal Pangandaran (Ciamis), yaitu kesenian Ronggeng Gunung.

Ronggeng Gunung merupakan kesenian yang berkembang di Pangandaran, di mana Ronggeng digambarkan sebagai perempuan yang memiliki banyak peran kesenian Ronggeng Gunung, dia akan bertindak sebagai penari sekaligus penyanyi. Ronggeng menjadi titik sentral dari alur pertunjukan Ronggeng Gunung.

“Peronggeng (pemeran utama Ronggeng Gunung) harus bisa menari sekaligus menyanyi, di mana lagu-lagunya menceritakan tentang kesedihan Dewi Samboja yang ditinggal mati suaminya” ujar Citra Nur Anggraeni, Produser pertunjukan Renggana: Awal Mula Ronggeng Gunung: Mengangkat Batang yang Terendam.

Asal usul Ronggeng Gunung sendiri memiliki beberapa versi, versi yang dipakai dalam pertunjukan ini adalah kisah penyamaran Dewi Siti Samboja dalam pencarian dan pelarian dirinya ketika mencari keberadaan suaminya, Raden Anggalarang. Raden Anggalarang sebenarnya sudah mati dibunuh oleh bajo (Penjahat). Dalam pencariannya, Dewi Siti Samboja bersama Mama Lengser menyamar sebagai rombongan seni doger (ketuk tilu) bersama pemuda setempat, kemudian Dewi Siti Samboja mengubah namanya menjadi Rengganis. Legenda ini berkembang menjadi kesenian Ronggeng Gunung.

Svadara Warna Indonesia merupakan sanggar yang memiliki visi untuk menjadi wadah pengembangan dan pelatihan seni budaya khususnya tari dan musik yang inovatif dengan menciptakan ruang kreatif serta memperluas kolaborasi untuk kebermanfaatan kepada masyarakat luas. Aktivitas sanggar ini berupa latihan rutin, event project, lomba, workshop dan lokakarya, serta pendampingan prestasi terhadap murid dan wali murid. Saat ini, Svadara Warna Indonesia memiliki 7 cabang, 12 pengajar, serta anggota hingga 278 orang.

Svadara Warna Indonesia aktif berkecimpung dalam perlombaan, baik tingkat nasional maupun internasional. Prestasi yang diraih oleh sanggar ini antara lain Juara 1 Tari Tradisional The 9th Spot PNJ UI (2014), Juara 1 Lomba Tari Tradisional Nawangsari Production – Group B Tari Borneo Urban (2019), Juara 1 Lomba Tari Kreasi Daerah Daring VII Tingkat Nasional ARK – Tari Marmeam Ulosi (2021), Juara 2 Lomba Tari Kategori Tari Kreasi Nusantara Sanggar pada Indonesia Internasional Culture Festival (2023), 4th Place of Dancefolk Compeition and Favorite Performance Award pada 1st AIU International Youth Festival & 3rd CU Rythms International Folklore Festival di Punjab, India (2019), 3rd Position of Special Award for Folkdance Performance pada Daegu Powerful Festival di Daegu, Korea Selatan (2022).

Dalam proses pembentukan cerita pertunjukan Tari Renggana ini, Svadara Warna Indonesia mempersiapkan banyak hal mulai dari alat pertunjukan hingga berangkat ke Ciamis untuk menemui Bu Raspi, sang maestro Ronggeng Gunung. Dana yang didapat dari #GIK1Dekade digunakan untuk membeli peralatan pertunjukan, seperti kain, kostum penari, hingga obor. Selain itu, dana juga digunakan untuk akomodasi pemeran, kru, serta riset ke Ciamis.

“Kami membeli peralatan yang digunakan untuk mendukung pertunjukan, seperti obor, kain-kain, kostum penari. Dana juga kami alokasikan untuk akomodasi talent, kru, dan Bu Raspi, sang maestro.”

Svadara Warna Indonesia memiliki misi untuk menumbuhkan kecintaan dan kepedulian terhadap seni budaya dibidang tari dan musik. Melalui pertunjukan tari Renggana ini, Svadara Warna Indonesia ingin menunjukkan kesenian yang berasal dari Pangandaran, kisah tentang seorang wanita yang mencari pujaan hatinya. Selain mengajarkan tentang cinta pada sesama manusia, Renggana juga mengajak untuk mencintai asal usul budaya Indonesia. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.

SVADARA WARNA INDONESIA
Jl. Mampang Prapatan VI No. 78, Jakarta Selatan

Pembina: Syafrizal
Ketua: Muhammad Jufri, S.Sn.

KONTAK:
svadara.dance (Instagram & TikTok)