Pagi tadi aku tidak sarapan dan sekarang perutku mulai lapar, padahal pagi ini jarum jam masih menunjuk angka 10. Tiba-tiba aku melihat beberapa ibu menjual buah-buah di pinggiran jalan Kota Jayapura. Melihat mereka, perutku kembali bergejolak, dan pikirku, aku harus membelinya. Saat aku mampir kios buah tersebut, aku terdiam sejenak melihat buah yang dijual. Bentuknya bulat lonjong dengan kulit keras berwarna merah kehitaman. Buah ini terasa asing bagiku, hingga sang penjual memberitahu bahwa buah ini bernama Matoa.
Cuplikan dari sebuah catatan buku harian di atas akan mengawali pembahasan mengenai Matoa, buah unik khas Papua. Buah matoa berasal dari Papua dan Maluku. Buah manis ini lahir dari tumbuhan berakar tunggang, berbentuk pohon dengan ketinggian 20-40 meter dan diameter maksimum mencapai 100 centimeter. Pohon matoa yang bernama latin Pometia pinnata sendiri berbunga sekali dalam setahun, yaitu antara bulan Juli hingga Oktober dengan masa matang sekitar 4 bulan. Tumbuhan ini tumbuh baik di semua wilayah, baik dataran rendah atau tinggi, yang pasti Matoa merupakan tanaman tropis yang hidup di daerah dengan curah hujan tinggi.
Buah matoa berasal dari Papua dan Maluku.
Papua memiliki dua jenis matoa, yaitu matoa kelapa dan matoa papeda. Hal yang membedakan kedua jenis ini adalah tekstur buahnya, pada matoa kelapa buahnya kenyal dan padat seperti rambutan aceh, sedangkan Matoa papeda memiliki tekstur buah yang berdaging lebih lengket dan lembek. Sepintas, buah matoa tampak seperti buah pinang yang memiliki kulit keras berwarna hijau, merah, dan hitam, serta berbentuk bulat lonjong dengan panjang sekitar 5-6 sentimeter. Rasa buah matoa manis dan wangi layaknya perpaduan antara rambutan, kelengkeng, dan leci.
Sepintas, buah matoa tampak seperti buah pinang.
Selain rasanya yang nikmat, manfaat buah matoa sangat beragam dan berharga bagi kesehatan. Kandungan vitamin C dalam buah ini berperan penting dalam meningkatkan daya tahan tubuh, memperkuat sistem kekebalan tubuh, serta bertindak sebagai antioksidan yang dapat mencegah kanker. Selain itu, buah matoa juga mengandung vitamin E, yang bermanfaat untuk meredakan stres, meningkatkan kesuburan, dan mengurangi risiko penyakit jantung.
Namun, meskipun manfaat buah matoa sangat banyak, kandungan glukosa yang cukup tinggi dapat menimbulkan efek samping jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, seperti pusing atau mabuk. Oleh karena itu, penting untuk menikmatinya dengan bijak agar manfaat kesehatan yang diperoleh tetap optimal.
Buah matoa memang banyak terdapat di Indonesia bagian timur, namun sebenarnya buah ini tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia. Di wilayah Sumatra Utara, matoa dikenal dengan nama pakam, di Minangkabau dikenal sebagai langsek anggang, di Jawa Barat dikenal dengan sebutan leungsir, dan di Pulau Jawa disebut kayu sapi. Matoa adalah tanaman asli Indonesia dan sangat cocok untuk dijadikan tanaman penghijauan. Matoa sangat direkomendasikan karena dapat tumbuh di segala medan dan memiliki akar serta pangkal batang yang kuat. Selain itu, ternyata matoa juga memiliki ketahanan terhadap segala jenis serangga.
Selain memiliki rasa yang nikmat, buah matoa juga memiliki cukup banyak manfaat.
Perutku kini telah terisi dan cukup kenyang untuk bertahan sampai waktu makan siang. Buah ini ternyata manis dan nikmat sekali. Walaupun agak mahal, tapi harganya sebanding dengan istimewanya, Rp40.000 per kilonya. Sekarang aku tahu, bahwa ada buah unik khas Papua yang bernama matoa. [@phosphone/IndonesiaKaya]