Menyusuri Kota Surabaya Lama seperti menyusuri sebuah kenangan, di kanan kiri jalan banyak terdapat bangunan tua bergaya artdeco sisa-sisa kejayaan Belanda. Namun pemandangan akan berubah ketika memasuki kawasan Jalan Karang Menjangan, di sepanjang jalan ini banyak dijumpai penjual makanan khas Surabaya, seperti rawon, tahu tek, dan termasuk salah satunya yang terkenal, yaitu rujak cingur.

Kuliner khas Jawa Timur ini mudah dijumpai di berbagai sudut Kota Surabaya, bahkan populer hingga ke kota-kota lain berkat cita rasanya yang digemari banyak orang. Menggunakan cingur—yang berarti congor atau mulut sapi dalam bahasa Jawa Timur—sebagai bahan utama, cita rasa khasnya menjadikannya berbeda dari rujak-rujak lainnya.

Cita rasa khasnya menjadikannya berbeda dari rujak-rujak lainnya.

Selain menggunakan bahan utama berupa cingur yang telah direbus, hidangan ini juga dilengkapi irisan buah-buahan tropis seperti mentimun, kedondong, nanas, mangga, dan bengkuang. Tambahan lain berupa potongan tahu dan tempe goreng serta sayuran seperti daun kangkung dan kacang panjang semakin memperkaya isinya.

Bumbunya diracik dari campuran gula merah, kacang tanah goreng, garam, dan cabai sesuai selera, lalu diberi sentuhan khas Jawa Timur berupa petis dan asam jawa. Seluruh bahan diulek dalam cobek besar, sesekali ditambahkan air agar tidak terlalu kental. Setelah siap, semua komponen dicampur hingga bumbu merata sempurna.

Rujak cingur adalah salah satu bukti betapa Indonesia kaya akan berbagai kuliner yang selain lezat juga memiliki cita rasa yang khas.

Rujak cingur biasanya disajikan dengan pelengkap berupa kerupuk. Dengan harga yang terjangkau sekitar Rp10.000/porsi, setiap orang sudah bisa menikmati keunikan sensasi rasa paduan antara buah, sayur, dan cingur, serta pedas dan gurihnya bumbu rujak. Rujak cingur adalah salah satu bukti betapa Indonesia kaya akan berbagai kuliner yang selain lezat juga memiliki cita rasa yang khas.