Cari dengan kata kunci

Menyulap Getah Menjadi Kerajinan yang Indah

kerajinan_getah_nyatu_1200.jpg

Menyulap Getah Menjadi Kerajinan yang Indah

Kerajinan getah nyatu lahir dari kearifan lokal budaya setempat untuk tetap melestarikan dan hidup harmonis dengan alam.

Kesenian

Hutan hujan tropis Kalimantan menyimpan beraneka flora yang telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat Suku Dayak. Pemanfaatan sumber daya hutan tersebut diiringi dengan kesadaran mereka untuk tetap menjaga dan melestarikan kekayaan hutan. Pohon nyatu misalnya. Pohon ini telah lama menjadi bahan baku pembuatan kerajinan tangan yang bernilai ekonomis.

Kerajinan getah nyatu merupakan kerajinan yang memanfaatkan getah pohon nyatu sebagai bahan utama. Kerajinan jenis ini banyak dijumpai di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.

Pemilihan pohon nyatu sebagai bahan utama pembuatan kerajinan bukan tanpa sebab. Salah seorang Suku Dayak di Kapuas menjelaskan, selain karena pohon ini banyak dijumpai, pohon nyatu juga memiliki kemampuan berkembang biak dalam waktu yang sangat singkat.

Hanya dalam 6 bulan, pohon nyatu sudah mempunyai tinggi sekitar 8 meter. Dengan ketinggian itu, pohon nyatu sudah dianggap layak dipangkas dan diambil getahnya. Tapi, bukan berarti semua pohon nyatu yang sudah berusia 6 bulan bisa langsung dipangkas. Panen pohon nyatu dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh tetua adat. Hal ini dilakukan tidak lain demi menjaga tradisi agar selalu menjaga kelestarian lingkungan.

Hingga menjadi kerajinan yang memiliki nilai ekonomis, getah nyatu harus diolah melalui beberapa tahap yang cukup rumit. Awalnya, batang pohon yang sudah dipanen dipisahkan dari kulitnya. Batang kemudian direbus. Untuk mendapatkan getah yang baik, proses perebusan batang pohon nyatu dilakukan sebanyak tiga kali.

Perebusan pertama dilakukan dengan mencampurkan sedikit minyak tanah. Hal ini dilakukan untuk memisahkan batang pohon dengan getahnya. Perebusan kedua cukup menggunakan air. Perebusan kedua ini untuk memisahkan getah nyatu dengan minyak tanah. Setelah getah pohon nyatu terkumpul, dilakukan perebusan terakhir untuk menambahkan warna pada getah tersebut. Proses pewarnaan getah nyatu menggunakan bahan-bahan yang alami, seperti berbagai daun yang memiliki kekhasan warna tertentu.

Setelah diberi warna, getah masuk ke proses selanjutnya: pembentukan. Proses pembentukan dilakukan ketika getah nyatu masih dalam keadaan panas. Getah pada suhu normal akan menjadi kering dan tidak bisa dibentuk sesuai keinginan.

Kerajinan getah nyatu didominasi bentuk perahu naga atau perahu burung tingang. Perahu burung tingang merupakan perahu yang menggambarkan suasana perang. Selain itu, ada juga perahu yang digunakan dalam upacara adat tiwah – yaitu upacara mengantarkan tulang orang yang sudah meninggal. Selain perahu, getah nyatu juga dibentuk menjadi replika prajurit Dayak lengkap dengan cawat, mandau, dan talawang.

Yang membuat kerajinan getah nyatu menarik tidak hanya warna-warna yang terang. Kerajinan getah nyatu pun memiliki tingkat kedetailan yang tinggi. Selain itu, bentuknya pun unik sehingga sangat cocok untuk dijadikan pajangan atau pelengkap dekorasi ruang.

Harga kerajinan getah nyatu relatif terjangkau. Berbagai kerajinan berbahan dasar getah ini dijual dengan kisaran harga antara puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Harga tersebut tergantung pada bentuk dan ukurannya.

Kerajinan getah nyatu merupakan salah satu kekayaan kebudayaan nusantara yang beragam, yang lahir dari kearifan lokal budaya setempat untuk tetap melestarikan dan hidup harmonis dengan alam. Memang ada yang kurang rasanya jika berkunjung ke Kapuas, Kalimantan Tengah, kalau tidak membawa oleh-oleh kerajinan unik yang satu ini.

Informasi Selengkapnya
  • Indonesia Kaya

  • Indonesia Kaya