Cari dengan kata kunci

kain_kulit_kayu_1290.jpg

Mengulik Pembuatan Kain Kulit Kayu di Sulawesi Tengah

Konon, kain khas masyarakat Sulawesi Tengah ini sudah dibuat sejak zaman prasejarah.

Tradisi

Kain kulit kayu ini konon sudah dibuat sejak zaman prasejarah. Ini terbukti dari penemuan pemukul kulit kayu atau yang biasa disebut batu ike pada situs arkeologi di Kabupaten Poso dan Donggala. Inilah kain kulit kayu khas Sulawesi Tengah, yang pelestariannya terus diupayakan hingga kini.

Pembuatan kain kulit kayu ini biasa dilakukan oleh kaum wanita setelah menanam padi hingga menunggu waktu panen, dengan cara yang masih sangat tradisional.

Pembuatan kain kulit kayu biasa dilakukan setelah menanam padi hingga panen, dengan cara yang sangat tradisional.

Tak semua jenis pohon bisa digunakan untuk membuat tekstil yang menyerupai kertas ini. Untuk membuatnya, diperlukan tangkai-tangkai pohon nunu (pohon beringin) atau pohon ivo yang berukuran 110-130 cm, untuk dikeluarkan serat-seratnya yang terdapat di antara tulang dalam dan kulit luarnya.

Setelah itu, kulit kayu akan dimasak, difermentasikan, lalu dipukul-pukul hingga merata menggunakan batu ike. Untuk mewarnainya, kain kulit kayu akan direndam di lumpur untuk menghasilkan warna cokelat, serta direndam dengan bunga atau berbagai tumbuhan untuk menghasilkan warna lain.

Kain kulit kayu digunakan untuk membuat pakaian tradisional maupun pakaian sehari-hari.

Kain kulit kayu biasa digunakan untuk membuat beberapa jenis pakaian, seperti pakaian tradisional untuk upacara adat maupun pakaian sehari-hari.

Kain kulit kayu juga memiliki aneka jenis motif seperti, tanduk, tumpal, bunga, dan belah ketupat. Adapun, aneka jenis motif ini mengandung makna keberanian, kebangsawanan, keramahtamahan, dan persatuan.

Informasi Selengkapnya
  • Elsa Dwi Lestari

  • Indonesia Kaya

This will close in 10 seconds