Gelung pingkan adalah salah satu warisan budaya Minahasa yang mencerminkan keindahan dan kecantikan perempuan Manado sejak masa kanak-kanak hingga dewasa. Dihiasi dengan detail bunga mawar hidup yang menyimbolkan status pernikahan, sanggul ini tidak hanya menjadi simbol kecantikan, tetapi juga penanda identitas sosial dalam budaya Minahasa.
Dihiasi bunga mawar hidup yang menyimbolkan status pernikahan, sanggul ini menjadi simbol kecantikan dan identitas sosial dalam budaya Minahasa.
Anak gadis Manado, ketika kecil atau masih muda, biasanya berambut panjang. Namun, meski panjang, rambut mereka tidak boleh dibiarkan terurai, melainkan harus dikepang. Untuk acara yang lebih formal, rambut tidak cukup hanya dikepang, tetapi harus disanggul. Salah satu sanggul terkenal dari Minahasa adalah gelung pingkan.
Asal-usul Nama “Pingkan”
Konon, nama “pingkan” berasal dari seorang gadis cantik dari Tanah Wangko, Minahasa, yang hidup pada akhir abad ke-17. Gadis keturunan Walian Ambowailan (Ambelan) ini bernama lengkap Pingkan Mogoghunoi. Dikisahkan, rambutnya yang panjang hingga menyentuh lantai selalu dikepang atau dicako dalam bahasa setempat. Pada momen-momen khusus, ia kerap menata rambutnya menjadi konde yang disebut taldimbu kun (dalam bahasa Tombulu) atau wulu’kun (dalam bahasa Tontemboan). Keindahan dan keunikan gaya rambut Pingkan begitu membekas sehingga namanya diabadikan sebagai nama salah satu tatanan rambut tradisional Minahasa. Bahkan, hingga kini, banyak orang Manado yang menamai anak perempuannya dengan nama Pingkan sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan budaya mereka.
Hingga kini, banyak orang Manado yang menamai anak perempuannya dengan nama Pingkan.
Tahapan Membuat Gelung Pingkan
Untuk membuat gelung pingkan, langkah pertama adalah menyasak seluruh rambut hingga mengembang, disesuaikan dengan bentuk wajah dan tubuh. Setelah itu, rambut disisir ke belakang hingga mencapai tengkuk. Rambut di bagian belakang dibagi menjadi dua bagian, lalu diikat. Jika rambutnya panjang, dapat dikepang, sementara untuk rambut pendek, bisa ditambahkan kepangan tambahan. Kepangan tersebut kemudian diputar membentuk pusaran di kedua sisi, dan dikencangkan dengan harnal serta jepit. Setelah rapi, disemprotkan hair spray dan ditambahkan bunga mawar sebagai hiasan. Pusaran kepangan ini akan terlihat jelas dari depan, memberikan tampilan yang anggun.
Sentuhan akhir bunga mawar juga tidak bisa sembarangan. Bunga mawar yang dikenakan dalam gelung pingkan haruslah mawar hidup. Ini merupakan aksesori mutlak. Namun, jika di sekitar kita tidak ada bunga mawar asli, dapat diganti dengan bunga hidup atau segar lainnya.
Simbol Status Perempuan Minahasa
Gelung ini juga merepresentasikan status pernikahan setiap perempuan yang memakainya. Jika perempuan tersebut masih lajang, bunga mawar merah akan disematkan di belakang telinga sebelah kiri. Sementara itu, bagi yang sudah menikah, bunga mawar merah ditempatkan di sebelah kanan.
Gelung ini juga merepresentasikan status pernikahan setiap perempuan yang memakainya.
Dengan demikian, gelung pingkan tidak hanya mempercantik penampilan, tetapi juga menyimbolkan status pernikahan seorang perempuan Minahasa, sekaligus memperkuat peran budaya dalam kehidupan sehari-hari.