Rasanya…..ssshhhhh aahhhhhh
Segarnya……mmmmmmmmmm
Bu…tambah satu porsi lagi
Rujak adalah salah satu makanan yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Memang, di negara-negara barat kita mengenal fruit salad, tetapi rujak memiliki keunikan tersendiri. Perpaduan buah-buahan tropis dan saus sambal kacang menjadi ciri khas utama dari hidangan yang satu ini. Hampir setiap daerah di Indonesia mengenal rujak. Selain karena melimpahnya buah-buahan di Indonesia, rujak juga mampu mewakili keragaman cita rasa makanan Indonesia, seperti pedas, asam, asin, dan manis, yang berpadu sempurna.
Keunikan utama rujak ini terletak pada sambal kacangnya yang luar biasa berbeda dengan sambal rujak umum yang biasa saya makan. Rasa manis memang mendominasi, namun gula merah yang menjadi unsur utama bumbu kacangnya terasa lebih legit dari gula merah pada umumnya. Tambahan pala dan pangkal buah belimbing juga merupakan faktor penting yang membuat rasa sambal kacang rujak ini begitu berbeda. Percikan rasa pedas seakan malu-malu keluar dari bumbunya, namun tidak dapat dipungkiri bahwa hal inilah yang membuat saya ketagihan dengan rujak Natsepa. Belum lagi ketika bumbu tersebut berpadu dengan cita rasa buah-buahan tropis yang menjadi makanan utamanya. Rasa manis, pedas, asin, dan asam, bercampur semua di dalam mulut dan menciptakan cita rasa yang tidak biasa saya rasakan.
Kelebihan lain yang dimiliki rujak ini adalah jumlah potongan buah yang begitu banyak. Nanas, bengkuang, mentimun, kedondong, belimbing, pepaya, dan mangga golek khas Pulau Seram, menjadi buah utama yang dipotong-potong. Tidak kira-kira, sang penjual rujak membuat satu porsi rujak seharga 10.000 rupiah ini dengan porsi sangat mengenyangkan. Entah kenapa, perut saya yang masih kosong tidak ingin makan makanan lain setelah mencicipi rujak ini. Anehnya, saya pikir saya kenyang tetapi rasa di lidah ingin mencicipi rujak ini satu porsi berikutnya dan saya pun memesan rujak Natsepa satu porsi lagi. Keindahan cita rasa rujak Natsepa ini pun sangat menyatu dengan pemandangan lautan Ambon, Pesisir Natsepa, dan berbagai pemandangan pantai yang menjadi objek utama. Apalagi ketika minuman air kelapa muda datang menghapus segala dahaga dan menghilangkan lelah yang terasa.
Semua penjual rujak ini adalah wanita.
Keunikan berikutnya dari rujak ini adalah para penjualnya yang semuanya kaum wanita. Menurut beberapa penjual, hal ini terjadi karena merupakan tradisi turun-temurun. Selain itu, rujak sejenis seperti di Pantai Natsepa tidak dijual di sembarang tempat. Hanya ada tiga tempat yang terkenal menjual rujak Natsepa, seperti Pantai Tapal Kuda, Benteng Amsterdam, dan Pantai Natsepa sendiri. Dengan penjelasan ini, saya mengerti mengapa rujak ini menjadi sangat istimewa bagi masyarakat maupun wisatawan yang datang ke Kota Ambon.