Cari dengan kata kunci

Bebalungan

Bebalung, Sajian Kuah Penambah Tenaga

Warisan kuliner masyarakat Sasak yang mampu membangkitkan energi penikmatnya.

Kuliner

Ketika mendengar kuliner ini mungkin yang terbayang di benak orang adalah sepiring tulang-belulang. Maklum, karena terdapat kata ‘balung’ yang dalam Bahasa Jawa berarti tulang. 

Sekilas penampakan Bebalung mirip sajian gulai atau sop. Meskipun sama-sama menggunakan tulang sapi, makna ‘bebalung’ tak ada kaitannya dengan tulang yang menjadi pelengkap hidangan berkuah bening ini.

Bebalung, dalam bahasa Sasak berarti ‘tenaga’. Kuat dipercaya kuliner yang satu ini mampu membangkitkan energi penikmatnya. Konon, setelah menyantap Bebalung, tubuh terasa lebih bertenaga dan siap menjalani hari.

Bebalung, dalam bahasa Sasak berarti ‘tenaga’.

Sajian Bebalung selalu dinanti dalam berbagai momen istimewa, mulai dari pernikahan, sunatan, kenduri, hingga upacara adat dan kematian. Lebih dari sekadar hidangan lezat, bebalung menjadi simbol kebersamaan dan kehangatan dalam tradisi masyarakat Lombok. Tulang sapi yang digunakan dipotong dengan ukuran besar, dan untuk tamu istimewa, bagian tulang paling besar yang disajikan. Di dalam tulang inilah terdapat sumsum lezat yang pastinya menjadi incaran.

Sebelum menggunakan daging sapi, dahulu Bebalung berbahan dasar daging kerbau. Populasi kerbau yang semakin langka dan relatif sulit dikembangbiakkan, membuat tulang dan daging sapi lebih umum digunakan.

Sebelum menggunakan daging sapi, dahulu Bebalung berbahan dasar daging kerbau.

Uniknya selama dua dekade terakhir, bebalung tak hanya terbatas pada daging sapi. Daging kuda kini mulai digemari sebagai alternatif, menawarkan rasa yang mirip dengan sensasi aroma dan tekstur yang sedikit berbeda. Daging kuda terasa lebih liat atau alot, memberikan sensasi unik bagi penikmatnya.

Meski tergolong hidangan istimewa, bumbu dapur yang digunakan cukup sederhana. Racikan bumbu yang terdiri dari cabe rawit, bawang putih, bawang merah, lengkuas, dan kunyit ditambah jahe agar rasa pedas cabenya memiliki ciri khas tersendiri. Selain itu tambahan asam juga digunakan agar masakan lebih awet. 

Racikan bumbu semacam ini oleh masyarakat Sasak disebut sebagai ragi rajang. Cara membuatnya pun sangat sederhana. Tulang iga atau tulang ekor sapi atau kerbau dipotong sesuai selera. Setelah dibersihkan dan direbus hingga matang dan dagingnya empuk, barulah dicampur dengan racikan bumbu yang telah dihaluskan dan ditumis.

Mengutip buku 80 Warisan Kuliner Nusantara karya Semijati Purwadaria, beberapa daerah membuatnya dalam berbagai versi, seperti di Lombok Timur yang ditambahkan kunyit, sementara kuahnya diberi dengan tambahan santan. Baik kuah bening maupun santan, sebaiknya kelezatan Bebalung jangan sampai luput dari lidah ketika melancong ke Lombok.

Informasi Selengkapnya
  • Indonesia Kaya

  • Indonesia Kaya

  • Purwadaria, Semijati. (2009). 80 Warisan Kuliner Nusantara (1). Jakarta: Media Boga Utama.

This will close in 10 seconds