Sebuah papan bernuansa merah putih bertuliskan “Bahasa Indonesia, penjaga Persatuan dan Kesatuan NKRI” menyambut kedatangan kami di sebuah taman di distrik Sota, Merauke. Sebelumnya, beberapa palang pintu dan pos penjagaan harus kami lalui untuk mencapai tempat ini. Taman yang sebenarnya biasa saja ini menjadi luar biasa karena ini adalah taman terakhir di wilayah Indonesia timur. Inilah Taman Sota, pos terakhir wilayah Indonesia yang berbatasan langsung dengan Negara Papua Nugini.
Taman dengan luas sekitar 300 meter persegi ini adalah titik akhir Indonesia di bagian timur. Baik Tentara Nasional Indonesia maupun Kepolisian Republik Indonesia ditugaskan menjaga titik terakhir ini. Wilayah ini begitu penting dan sangat krusial bagi keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Titik inilah yang menentukan keutuhan fisik Indonesia, hingga tertulis dalam judul salah satu lagu nasional, Dari Sabang sampai Merauke.
Dalam taman ini terdapat banyak sekali gapura, prasasti maupun tugu peringatan. Contoh yang paling jelas terlihat adalah tugu Sabang-Merauke yang menjadi simbol perbatasan dengan titik koordinat penanda letak perbatasan ini. Selain itu, beberapa gazebo untuk beristirahat pun terdapat di wilayah taman ini. Tujuan taman ini dibuat sangatlah jelas terlihat, yaitu sebagai sarana rekreasi dan komunikasi warga yang tinggal di perbatasan. Bahkan setiap hari Minggu pagi, taman ini dipergunakan warga sekitar untuk berjualan dan berinteraksi satu dengan yang lain.
Taman yang cukup teduh ini tidak hanya menjadi pos terakhir perbatasan saja, pada kenyataannya Taman Sota banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun asing. Mereka biasanya ingin mengetahui perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini, atau sekedar ingin berfoto sebagai kenang-kenangan bahwa mereka pernah menginjakkan kaki di titik akhir wilayah Indonesia bagian timur. Yang pasti, Taman Sota adalah obyek yang sangat direkomendasikan untuk didatangi saat berkunjung ke Merauke.
Di sekitar Taman Sota, banyak sekali perumahan penduduk lokal. Mereka umumnya adalah warga Negara Indonesia yang juga memiliki hubungan kerabat dengan warga Negara Papua Nugini. Menariknya, bagi masyarakat lokal ini, perbatasan tidak punya pengaruh yang besar. Bahkan setiap harinya mereka seringkali melintasi perbatasan untuk menuju rumah kerabatnya di Papua Nugini tanpa harus mengurus perijinan formal untuk melintas antar Negara. Sebaliknya, hal ini juga dilakukan oleh warga Negara Papua Nugini ketika mereka mengunjungi sanak saudaranya di wilayah Indonesia.
Taman Sota berada di Distrik Sota, Merauke. Lokasi ini dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor selama kurang lebih 2 jam dari pusat kota Merauke. Tidak perlu kuatir, karena jalan yang dilalui sudah beraspal dan rata. Perjalanan pun tidak akan membosankan karena di sepanjang perjalanan kita akan disuguhi pemandangan menawan dari wilayah Taman Nasional Wasur yang berupa rawa, hutan, dan padang savanna. Bila beruntung, kita juga dapat bertemu dengan Kangguru Tanah yang hidup di sekitar tempat ini.
Kesan nasionalis sangat terasa di Taman Sota. Mulai dari gapura yang menunjukkan lambang Negara Garuda Pancasila, nuansa merah putih yang banyak sekali terdapat di tiap sudut taman, hingga berbagai tulisan yang menunjukkan kecintaan pada Indonesia, contohnya adalah batu berwarna merah putih yang bertuliskan “Aku Cinta Indonesia, Izakod Bezai Izakod Kai”. Akhirnya semua nasionalisme ini terbungkus rapi dalam sebuah memori yang terlihat dalam tulisan penyambutan ketika pertama memasuki Taman Sota “Selamat Datang di Perbatasan RI-PNG”. [@phosphone/IndonesiaKaya]