Cari dengan kata kunci

rumah_adat_suku_baduy_1200.jpg

Sulah Nyanda, Rumah dengan Konsep Aturan Adat Khas Suku Baduy

Lebih dari sekadar rumah, sulah nyanda merupakan sebuah simbol kearifan lokal suku Baduy yang hidup selaras dengan alam.

Tradisi

Rumah adat merupakan bangunan yang memiliki ciri khas terkait dengan budaya dari setiap suku bangsa di Indonesia. Di Indonesia, terdapat begitu banyak rumah adat yang mewakili suku dan adat istiadat dari masing-masing daerah. Salah satu contohnya adalah suku Baduy, suku asli masyarakat Banten yang memiliki rumah adat bernama sulah nyanda. Terletak di dalam pegunungan, suku Baduy mendiami rumah adat yang terbuat dari kayu dan bambu ini.

Pembangunan rumah adat sulah nyanda dilakukan dengan cara gotong royong menggunakan bahan-bahan alami. Kayu dimanfaatkan untuk membangun pondasi, sedangkan batu kali atau umpak digunakan sebagai landasan pada bagian dasar pondasi.

Rumah adat suku Baduy unik karena dibangun mengikuti kontur tanah.

Keunikan rumah adat suku Baduy terletak pada pembangunannya yang mengikuti kontur tanah. Hal ini sejalan dengan aturan adat yang mengharuskan setiap masyarakat untuk menjaga kelestarian alam sekitar. Oleh karena itu, ketinggian tiang rumah adat suku Baduy tidak seragam. Anyaman bambu dimanfaatkan untuk membuat bilik dan lantai rumah. Sementara itu, atap rumah adat suku Baduy terbuat dari ijuk, yaitu daun kelapa yang telah dikeringkan.

Rumah adat sulah nyanda terbagi menjadi 3 ruangan, yaitu sosoro (depan), tepas (tengah), dan ipah (belakang). Setiap ruangan memiliki fungsi yang sesuai dengan rencana pembangunannya.

Setiap ruangan berfungsi sesuai dengan rencana pembangunannya.

Bagian depan rumah atau sosoro berfungsi sebagai ruang tamu. Hal ini dikarenakan tamu tidak diperkenankan masuk ke dalam rumah. Selain itu, sosoro juga digunakan sebagai tempat bersantai dan menenun bagi kaum perempuan. Bagian depan ini memiliki bentuk melebar ke samping dan dilengkapi lubang di bagian lantainya.

Bagian tengah rumah atau tepas digunakan untuk aktivitas tidur dan pertemuan keluarga. Sementara itu, bagian belakang rumah atau ipah digunakan sebagai tempat memasak serta menyimpan hasil panen dan beras. Setiap ruangan ini dilengkapi dengan lubang di bagian lantainya.

Lubang di lantai rumah suku Baduy berfungsi sebagai sirkulasi udara. Hal ini dikarenakan rumah adat suku Baduy tidak dilengkapi jendela. Tujuan tidak dibangunnya jendela adalah untuk mendorong para penghuni rumah agar keluar dan melihat sisi bagian luar rumah.

Informasi Selengkapnya
  • Elsa Dwi Lestari

  • Indonesia Kaya