Cari dengan kata kunci

tradisi_tenun_baduy_1200.jpg

Tradisi Menenun, Peninggalan Nenek Moyang Suku Baduy

Bagi Suku Baduy, menenun adalah kegiatan khusus kaum wanita yang diajarkan sejak usia dini.

Tradisi

Layaknya suku-suku yang ada di Nusantara, masyarakat Baduy yang tinggal di Desa Kenekes juga memiliki tradisi dan adat istiadat yang diturunkan oleh nenek moyang mereka. Salah satu tradisi Suku Baduy itu adalah menenun. Bagi Suku Baduy, kegiatan menenun merupakan kegiatan yang dilakukan oleh kaum wanita. Umumnya, sejak usia dini mereka diajarkan bagaimana cara untuk menenun kain.

Menenun bila diartikan secara harfiah merupakan kegiatan seseorang dalam membuat barang-barang tenun seperti kain dan baju. Kegiatan ini menggunakan benang yang terbuat dari kapas ataupun sutra. Begitu juga dengan masyarakat Suku Baduy, di Pegunungan Kendeng, Leuwidamar. Kegiatan menenun ini biasa dilakukan di bagian depan rumah mereka yang disebut dengan sosoro.

Proses awal menenun dilakukan dengan memintal kapas hingga menjadi benang. Benang inilah yang kemudian dipakai sebagai bahan untuk membuat kain dan pakaian adat. Di sini, proses menenun diperlukan dalam pembentukan kain. Benang-benang yang telah dipilih kemudian disatukan menggunakan alat menenun tradisional yang terbuat dari kayu.

Lama pembuatan kain tenun bisa berlangsung hingga satu bulan lebih.

Lama pembuatan kain tenun Suku Baduy tergantung dari besarnya kain dan motif yang digunakan. Semakin besar dan rumit, maka proses bisa berlangsung hingga satu bulan lebih. Satu yang menjadi ciri khas tradisi tenun di Suku Baduy adalah hasil tenun yang berupa kain dan pakaian adat memiliki warna-warna yang cerah.

Kain dan pakaian adat Suku Baduy memiliki warna yang dibagi dalam Baduy Dalam dan Baduy Luar. Jika Baduy Dalam identik dengan warna putih yang melambangkan suci dan terbebas dari pengaruh budaya luar, maka untuk Baduy Luar, warna hitam dan biru tua menjadi warna yang mendominasi kain tenun hasil kerajinan mereka.

Kegiatan menenun hanya boleh dilakukan oleh kaum perempuan.

Kegiatan menenun Suku Baduy dapat dilihat langsung saat mengunjungi mereka di Kampung Cibeo, salah satu kampung di Desa Kanekes. Di sini, wisatawan dapat melihat dan mempelajari betapa rumitnya proses pembuatan kain yang dilakukan dengan cara menenun. Bambu dan bilah-bilah kayu yang saling beradu serta menyelipkan benang dalam alat tradisional, dapat membuat wisatawan akan kesulitan saat melakukan kegiatan menenun.

Satu yang menarik, kegiatan menenun hanya boleh dilakukan oleh kaum perempuan. Konon, jika pihak laki-laki terkena alat tenun apalagi mencoba kegiatan tradisi ini, maka laki-laki tersebut akan berubah perilakunya menjadi seperti perempuan.

Informasi Selengkapnya
  • Riky

  • Indonesia Kaya

This will close in 10 seconds