Menelusuri jejak sejarah bangsa adalah petualangan yang tak terlupakan. Salah satu destinasi yang wajib dikunjungi bagi para sejarahwan amatir maupun profesional adalah Museum Satriamandala. Di sini, pengunjung tidak hanya akan dimanjakan dengan koleksi benda-benda bersejarah yang mengagumkan, tetapi juga akan diajak menyelami kisah perjuangan bangsa Indonesia.
Museum Satriamandala, yang berlokasi di Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, mengajak pengunjung untuk melakukan perjalanan waktu melalui koleksi lengkap peralatan dan perlengkapan perang. Mulai dari senjata ringan hingga kendaraan tempur berat, setiap sudut museum seakan menghidupkan kembali momen-momen bersejarah perjuangan bangsa. Bayangkan sensasi berdiri di samping pesawat tempur legendaris atau menyentuh permukaan tank baja yang kokoh. Pengalaman yang tak terlupakan menanti kita di sini.
Tak hanya itu, kita akan seakan diajak kembali ke masa lalu yang penuh gejolak. Di setiap sudut museum ini, kita akan dibuat takjub dengan kegagahan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam mempertahankan kemerdekaan. Diorama-diorama yang hidup seolah membawa kita langsung ke medan perang, merasakan setiap detik perjuangan para pahlawan. Kita akan merasakan betapa dahsyatnya semangat juang TNI dalam melawan penjajah, dan betapa berartinya kemerdekaan yang kita nikmati saat ini.
Museum Satriamandala yang kita kenal sekarang memiliki sejarah yang kaya dan menarik. Sebelum menjadi sebuah museum yang menyimpan berbagai koleksi bersejarah terkait perjuangan bangsa, bangunan megah ini dikenal sebagai Wisma Yaso. Wisma ini pada awalnya merupakan kediaman pribadi dari Ratna Sari Dewi, salah satu istri dari presiden pertama Indonesia, Soekarno. Wisma Yaso, dengan segala keistimewaannya, menjadi saksi bisu akan kehidupan pribadi seorang pemimpin besar bangsa.
Tak hanya menjadi saksi bisu kehidupan pribadi Presiden Soekarno, Wisma Yaso juga memiliki peran penting dalam penghormatan terakhir kepada beliau. Sebelum dimakamkan di Blitar, jasad Presiden Soekarno disemayamkan terlebih dahulu di tempat yang kini menjadi Museum Satria Mandala. Hal ini semakin mengukuhkan tempat istimewa yang dimiliki bangunan ini dalam sejarah bangsa Indonesia. Dengan demikian, museum ini tidak hanya menjadi tempat untuk mengenang perjuangan bangsa, tetapi juga sebagai tempat untuk menghormati sosok sang Proklamator.