Kuliner Gorontalo dikenal dengan keunikan cita rasanya yang sarat akan pengaruh bahan lokal dan rempah-rempah tradisional. Dari perkedel nike yang gurih, ilabulo yang legit, hingga sate tuna yang menggugah selera, setiap hidangan menghadirkan pengalaman kuliner yang berbeda. Di antara semua itu, sate balanga menjadi salah satu hidangan yang paling mencuri perhatian karena keunikan cara memasak dan kekayaan aromanya.
Sate balanga adalah hidangan sate khas Gorontalo yang dibuat dari potongan daging sapi, kambing, atau ayam, yang dimasak dalam bumbu rempah yang melimpah. Berbeda dengan sate pada umumnya yang ditusuk dan dibakar, sate balanga dimasak langsung dalam belanga atau wajan dengan teknik tumis atau ungkep. Proses ini membuat daging menjadi lebih empuk dan bumbunya meresap sempurna, menghasilkan rasa gurih dan aromatik yang khas.
Nama balanga sendiri berasal dari bahasa Gorontalo yang berarti belanga atau wajan—yang menjadi wadah utama masyarakat Gorontalo ketika memasak. Lebih dari sekadar hidangan lezat, sate balanga merepresentasikan nilai kebersamaan dalam budaya Gorontalo. Tak heran jika hidangan ini kerap hadir dalam acara penting seperti perayaan Iduladha, pernikahan, dan acara adat lainnya yang mempererat kebersamaan dan menghadirkan kegembiraan dalam setiap suapan.
Nama “balanga” sendiri berasal dari bahasa Gorontalo yang berarti belanga atau wajan—yang menjadi wadah utama masyarakat Gorontalo ketika memasak.
Rempah yang Melimpah
Sate balanga memiliki rasa yang lebih kuat dibandingkan dengan sate biasa karena proses memasaknya yang menggunakan bumbu rempah dalam jumlah banyak. Rasa gurih dan manis dari kecap berpadu dengan aroma rempah yang khas, menciptakan perpaduan sempurna yang melekat di lidah.
Sate balanga memiliki rasa yang lebih kuat dibandingkan dengan sate biasa karena proses memasaknya yang menggunakan bumbu rempah dalam jumlah banyak.
Bahan baku utama kuliner ini adalah daging yang dipotong dadu. Daging kemudian dimasak dalam belanga dengan beragam bumbu rempah, seperti bawang merah, bawang putih, kemiri, jahe, kunyit, ketumbar, dan jintan. Untuk memperkaya aroma dan rasa, beberapa resep juga menambahkan serai, daun salam, dan lengkuas. Proses memasaknya pun cukup lama, sekitar 2-3 jam, agar daging menjadi empuk dan bumbu meresap sempurna.
Menariknya, sate balanga memiliki banyak variasi tergantung selera dan tradisi keluarga. Ada yang menambahkan santan untuk menciptakan kuah yang lebih kental dan gurih, sementara yang lain memilih menambahkan potongan cabai rawit untuk memberikan sensasi pedas yang menggigit. Perbedaan ini membuat setiap piring sate balanga terasa unik, tapi tetap mempertahankan cita rasa khas Gorontalo yang autentik.
Adaptasi dari Timur Tengah
Hidangan ini diyakini sebagai kuliner adaptasi dari Timur Tengah. Tak hanya dengan nasi putih, sate balanga juga kerap disantap bersama nasi kebuli atau nasi kuning untuk menambah cita rasa. Terkadang, masyarakat Gorontalo menikmatinya dengan ketupat, sehingga tercipta perpaduan tekstur yang menarik. Beberapa orang bahkan menambahkan sambal khas Gorontalo agar rasanya semakin mantap.
Hidangan ini diyakini sebagai kuliner adaptasi dari Timur Tengah.
Di Gorontalo, sate balanga dapat ditemukan di berbagai rumah makan dan warung tradisional. Namun, banyak juga masyarakat yang memasaknya sendiri di rumah, terutama untuk acara-acara spesial. Kelezatan daging yang dimasak dengan rempah dalam belanga ini memang memiliki daya tarik tersendiri bagi siapa saja yang ingin mencicipi keunikan kuliner Gorontalo. Jika ingin merasakannya langsung, RM Diva di Jalan Pangeran Diponegoro, Kota Gorontalo, adalah salah satu tempat yang patut dicoba.
Ulasan sate balanga dan kuliner Gorontalo lainnya juga dapat disaksikan dalam video Kuliner Indonesia Kaya episode Gorontalo.
