Simpolong Tattong: Gaya Sanggul Bugis yang Mewakili Kecantikan dan Kekuatan Wanita Sulawesi Selatan - Indonesia Kaya

Cari dengan kata kunci

COVER Gelung Makassar

Simpolong Tattong: Gaya Sanggul Bugis yang Mewakili Kecantikan dan Kekuatan Wanita Sulawesi Selatan

Aksesori bunga dan mahkota yang mewakili filosofi hidup dan keindahan tradisi Sulawesi Selatan.

Tradisi

Simpolong tattong, gaya sanggul khas Sulawesi Selatan, lebih dari sekadar tatanan rambut biasa. Gaya rambut ini memiliki kedalaman makna simbolis yang kuat, terutama dalam tradisi pernikahan Bugis. Ditandai oleh penggunaan aksesori bunga yang melimpah serta detail yang rumit, sanggul (gelung) simpolong tattong tidak hanya mencerminkan keindahan, tetapi juga melambangkan kekuatan wanita. Dengan demikian, sanggul ini menjadi simbol perpaduan harmonis antara ritual, estetika, dan spiritualitas dalam kehidupan masyarakat Bugis.

Simpolong tattong menjadi simbol perpaduan harmonis antara ritual, estetika, dan spiritualitas dalam kehidupan masyarakat Bugis.

Filosofi di Balik Simpolong Tattong

Simpolong tattong terdiri dari dua bagian utama yang disebut ‘sanggul ibu’ dan ‘sanggul anak’, masing-masing ditempatkan di sisi kanan dan kiri kepala. Pembagian ini bukan hanya untuk keperluan teknis, tetapi juga sarat makna simbolis. ‘Sanggul ibu’ dan ‘sanggul anak’ melambangkan keseimbangan antara kedewasaan dan keceriaan, kekuatan dan kelembutan, serta hubungan yang erat antara ibu dan anak. Dalam konteks pernikahan, tatanan rambut ini mencerminkan kesiapan seorang wanita untuk memasuki peran baru sebagai istri dan ibu.

Proses pembuatan simpolong tattong diawali dengan melipat rambut di bagian kiri menjadi simpul kuat yang disebut ‘anak tattong’. Bagian ini kemudian diikat erat untuk mengamankannya. Di sisi kanan, ‘ibu tattong’ dibuat dengan cara yang serupa, namun memiliki makna yang lebih dalam. ‘Ibu tattong’ melambangkan aspek keibuan dan tanggung jawab yang lebih besar dalam kehidupan wanita Bugis.

Salah satu elemen yang membuat simpolong tattong istimewa adalah penambahan 17 kuntum bunga melati, yang ditempatkan dengan rapi pada susunan rambut. Angka 17 memiliki makna spiritual yang mendalam, melambangkan 17 rakaat dalam salat fardu, sebuah simbol yang kuat akan keberagamaan dan kedekatan dengan Tuhan. Penggunaan melati juga menambahkan aroma harum yang lembut, melambangkan kesucian dan kemurnian hati pengantin wanita. 

Angka 17 memiliki makna spiritual yang mendalam, melambangkan 17 rakaat dalam salat fardu, sebuah simbol yang kuat akan keberagamaan dan kedekatan dengan Tuhan.

Beberapa bunga yang digunakan dalam simpolong tattong, seperti bunga nigubah, bunga eka, bunga sibali, hingga kembang goyang, dipilih bukan hanya karena keindahannya, tetapi juga karena makna filosofis yang mendalam. Misalnya, kembang goyang yang ditempatkan di atas sanggul melambangkan harapan agar pengantin wanita selalu tangguh dan berani menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan rumah tangga. Setiap bunga membawa pesan simbolis, menambah kedalaman makna dari tradisi ini.

Salah satu aksesori utama yang melengkapi simpolong tattong adalah ‘bando patin rajaka’, sebuah mahkota besar yang dikenakan di atas sanggul. Mahkota ini tidak hanya mencerminkan status tinggi pengantin wanita dalam masyarakat Bugis, tetapi juga melambangkan kemuliaan dan keanggunan. Dengan mengenakan mahkota ini, pengantin akan tampil sebagai simbol kecantikan fisik sekaligus kekuatan dan kebijaksanaan, serta siap menghadapi peran barunya dalam keluarga. Aksesori ini menambah lapisan makna pada tradisi pernikahan Bugis, menegaskan bahwa keindahan dan kekuatan saling berkaitan.

Salah satu aksesori utama yang melengkapi simpolong tattong adalah ‘bando patin rajaka’, mahkota besar yang dikenakan di atas sanggul.

Makna Spiritual dan Tradisi dalam Pernikahan Bugis

Sanggul ini juga memiliki keterkaitan erat dengan nilai-nilai spiritual dan keagamaan masyarakat Bugis. Penggunaan bunga dan mahkota dalam penataan ini melambangkan aspek-aspek kehidupan yang penuh filosofi, seperti kesucian, kekuatan, dan keberanian yang dibutuhkan oleh seorang wanita dalam kehidupan pernikahan.

Selain itu, sanggul ini juga merupakan bagian dari upacara adat pernikahan Bugis yang kaya dengan simbolisme. Dalam upacara ini, tidak hanya sanggul yang disiapkan dengan hati-hati, tetapi seluruh prosesi juga diatur dengan memperhatikan makna di balik setiap detail. Penataan rambut menjadi salah satu elemen penting yang membantu pengantin menjalani ritual peralihan dari seorang gadis menjadi seorang istri dan ibu, yang siap mengemban tanggung jawab besar dalam keluarganya.

Simpolong tattong kini menghadapi tantangan pelestarian di tengah modernisasi. Meskipun jarang digunakan di luar acara adat, simpolong tattong memiliki potensi besar untuk dikembangkan dalam sektor pariwisata budaya. Lebih dari sekadar tatanan rambut, simpolong tattong merupakan representasi dari nilai-nilai luhur yang diwariskan secara turun-temurun, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Bugis.

Dengan pesonanya yang menawan, simpolong tattong memiliki potensi untuk menarik perhatian dalam festival budaya dan pariwisata, sekaligus memperkenalkan keindahan serta keunikan budaya Bugis kepada dunia. Kerja sama antara pemerintah daerah dan komunitas lokal dapat menghidupkan kembali simpolong tattong sebagai bagian dari warisan budaya tak benda, yang sarat akan nilai sejarah dan filosofi yang mendalam.

Informasi Selengkapnya
  • Indonesia Kaya

  • Arman Febryan (@armanfebryan), Bagus Pamungkas (@bagspams), Yahya Ayasy (@yah.yaudah)