Jika ada satu tempat di mana orang bisa merasakan keakraban, riang, dan penuh persaudaraan, mungkin Surabaya adalah jawabannya. Berbeda dengan dengan kultur Jogjakarta dan Solo, Kota Surabaya terkenal dengan budaya lugas, tegas, dan juga bernas. Maka dari itu, semboyan “pembeli adalah raja” tidak berlaku di Kota Pahlawan.
Asal-usul Lontong yang Populer di Jawa
Sejarah nama lontong balap berawal dari wadah serupa gentong yang dipikul oleh para penjualnya. Agar tidak tertinggal pembeli, para penjual pun memikul dagangannya dengan setengah berlari sehingga terlihat seolah-olah sedang berlomba (balapan).
Mengenai penggunaan lontong dalam sajian sarapan menggugah selera ini, cukup banyak sumber sejarah yang mengisahkan asal-usul lontong yang begitu melekat dengan orang Indonesia. Beberapa sumber menyebutkan bahwa lontong dan ketupat mulai ada dan populer seiring dengan ajaran Islam yang dibawa oleh Sunan Kalijaga. Karena proses pembuatan ketupat yang membutuhkan keahlian khusus, masyarakat pada waktu itu mulai mengganti daun kelapa muda dengan daun pisang agar proses membungkusnya menjadi lebih mudah.
Ada yang menyebut bahwa lontong dan ketupat mulai ada dan populer seiring ajaran Islam yang dibawa Sunan Kalijaga.
Ada juga yang menyebut bahwa sajian lontong adalah perpaduan budaya Betawi dan Tionghoa, sehingga muncul pula sajian yang bernama Lontong Cap Go Meh pada Hari Raya Imlek. Apapun itu, sajian lontong pasti memiliki nuansa yang berbeda berkat sensasi padat dan sedikit kenyal di setiap gigitannya.
Lontong Balap dan Prinsip Kesederhanaan
Sama halnya dengan kesederhanaan dan kelugasan orang Surabaya, lontong balap juga tidak memiliki makna lain selain lontong balap yang dijual di dalam wadah yang mirip dengan gentong dan diangkut oleh penjual dengan cara berlari-lari agar tidak kehilangan pembeli. Kegiatan ini akhirnya melekat pada makanan tersebut dan melahirkan nama lontong balap. Karena begitulah cara berpikir masyarakat Surabaya, sederhana dan tidak berbelit, dan itu sangat nampak pada nama kuliner yang nikmat dijadikan sarapan ini.
Ada satu ciri khas dari lontong balap, yaitu lentho. Lentho dibuat dari kacang yang direndam di dalam berbagai bumbu selama satu malam, kemudian ditumbuk, dikepal dengan tangan, dan digoreng. Untuk menambah cita rasa, pembeli juga dapat menambahkan kecap dan sambal petis. Meski sekarang lontong balap lebih sering dijual di dalam kereta doron g, nama “lontong balap” tidak berubah.
Ada satu ciri khas dari lontong balap, yaitu lentho.
Lontong balap sendiri terdiri dari potongan lontong yang dibungkus daun pisang, tauge, lentho, dan tempe goreng. Semua bahan ini kemudian disiram dengan saus kacang yang gurih dan pedas. Selain itu, ada juga beberapa tambahan seperti irisan telur rebus, kerupuk udang, dan sambal kecap.
Aktivitas Makan dan Simbol Keakraban ala Surabaya
Dalam Seri Budaya Kuliner: Santapan Surabaya, antropolog Universitas Negeri Malang (UNM), Abdul Latif Bustami memaparkan bahwa riang ramai atau gaduhnya warung-warung di Surabaya tidak lepas dari sejarah Surabaya sebagai Kota Bandar. Semua orang belajar untuk bertoleransi dan menempatkan diri setara, sehingga sifat egaliter pun terbentuk.
Karena itu, jangan heran jika sedang singgah di salah satu warung lontong balap dan kedapatan mendengar umpatan dari beberapa orang yang sedang menyantap makanan sambil bercengkrama. Bukan berarti suasana sedang memanas atau bersitegang, namun suasana akrab, baik penjual atau pembeli, sedang mencair. Mereka merasa memiliki kedudukan yang setara untuk saling melempar makian dan umpatan dalam konteks bercanda.
Bumbu Kacang dan Lentho yang Menggugah Selera
Saus kacang yang digunakan di dalam lontong balap biasanya terbuat dari kacang tanah, petis udang, bawang putih, cabe merah, gula merah, dan air. Semua bahan ini kemudian dihaluskan hingga menjadi saus kacang yang lezat. Saus kacang inilah yang menjadi kunci utama dalam penyajian lontong balap yang lezat.
Saus kacang yang digunakan di dalam lontong balap biasanya terbuat dari kacang tanah, petis udang, bawang putih, cabe merah, gula merah, dan air.
Cara menyajikan lontong balap yang benar juga sangat penting. Lontong, tauge, dan lentho, harus dipotong-potong kecil dan diletakkan di atas piring. Kemudian, disiram dengan saus kacang, lalu ditambahkan irisan telur rebus, kerupuk udang, dan sambal kecap. Sebelum dihidangkan, lontong balap yang sudah disiram dengan saus kacang sebaiknya di campur terlebih dahulu agar bahan-bahannya meresap dengan baik.
Kunci Kenikmatan Lontong Balap
Kunci dari kenikmatan lontong balap terletak pada olahan lentho yang digunakan. Lentho harus menggunakan kacang tolo atau kacang tunggal, serta bumbu-bumbu sederhana seperti garam, kencur, daun jeruk, bawang putih, bawang merah, dan ketumbar. Semua bahan ini kemudian dikepal dengan tangan dan digoreng. Berbeda dengan lontong sayur atau lontong cap gomeh, lontong balap memiliki isi yang beragam dan unik, sehingga rasanya sangat berbeda.
Karena tidak menggunakan santan, kuah lontong balap juga terasa segar dan tidak membuat enek jika dimakan terlalu banyak. Tauge yang menjadi sayuran pelengkap untuk disajikan bersama lontong dan lentho yang garing, juga mampu menambah sensasi saat dinikmati. Meski penampilannya sederhana, rasa lontong balap tak kalah nikmat dengan menu-menu yang memakai lontong lainnya. Selain lontong dan lentho, sate kerang juga biasa disajikan sebagai pendamping lontong balap.
Karena tidak menggunakan santan, kuah lontong balap juga terasa segar dan tidak membuat enek jika dimakan terlalu banyak.
Menyajikan Lontong Balap di Rumah
Jika berkunjung ke Surabaya, berkunjunglah ke tempat yang terkenal dengan sajian lontong balap, yakni Pasar Wonokromo. Bahkan, ada yang bilang bahwa kehadiran lontong balap berkaitan erat dengan pasar yang satu ini. Jadi, ketika berkunjung ke Surabaya, mampirlah ke Pasar Wonokromo dan nikmati lontong balap yang kerap dinikmati saat sarapan ini. Karena menggunakan lontong, lontong balap tentu cocok sebagai sumber karbohidrat dan energi hingga jam makan siang.
Namun, jika belum ada kesempatan mengunjungi Pasar Wonokromo, silakan cek resep lontong balap khas Surabaya untuk disajikan di rumah melalui pranala berikut ini.