Cari dengan kata kunci

Pamor Kuliner khas Jakarta yang Semakin Memudar

pamor-kuliner-khas-jakarta-yang-semakin-memudar-cover1-1.jpg

Pamor Kuliner khas Jakarta yang Semakin Memudar

Jakarta, kota megapolitan ini bisa dibilang hampir kehilangan identitas. Segala tradisi dan budayanya mulai pudar akibat arus modernisasi.

Pojok Editorial

Jakarta, kota megapolitan ini bisa dibilang hampir kehilangan identitas. Segala tradisi dan budayanya mulai pudar akibat arus modernisasi. Padahal, identitas ini diperlukan agar masyarakat tak pernah melupakan pijakan kakinya.

Tak hanya tradisi dan budaya, pamor kuliner khas Jakarta juga semakin jauh dari pendengaran. Masyarakat dewasa ini lebih suka masakan western atau japanese misalya. Mungkin agar kekinian. Penjual yang memproduksi kuliner khas Jakarta pun akhirnya juga menghilang karena kehilangan pekerjaan dan sumber penghasilannya.

Kita petik beberapa kuliner khas Jakarta. Misalnya saja kue lupis. Kue yang dibuat dari ketan dan dibumbui dengan kelapa ini memiliki rasa yang gurih dan manis. Rasa gurihnya berasal dari ketan yang direndam air garam. Sedangkan rasa manisnya, berasal dari siraman gula aren yang berwarna cokelat kehitaman.

Anda juga harus mengenal rasa manis dan gurih dari kue kremes. Kue ini berasal dari irisan ubi yang digoreng menyerupai sarang burung. Itu sebabnya kue ini juga dinamakan kue sarang burung.   Biasanya kue kremes disantap sebagai camilan. Namun sayang, kue ini sudah jarang ditemui.

Satu lagi yang mulai luput dari indera pengecapan sekarang ini, yakni gemblong. Rasa manisnya yang pekat ini membuat rindu para penggemarnya. Ketan yang dibalut lelehan gula merah juga sudah mulai hilang dari peredaran.

Masih banyak kuliner lain yang mulai langka dan jarang ditemui. Bahkan kerak telor hanya bisa dijumpai di waktu dan tempat tertentu saja. Tak hanya di Jakarta, beberapa kota lainnya juga harus mulai membangun kesadaran akan eksistensi kuliner lokalnya.

This will close in 10 seconds