Talempong merupakan alat musik pukul tradisional asal Minangkabau yang telah menjadi bagian penting dalam kehidupan seni dan budaya masyarakatnya. Terbuat dari logam kuningan, alat musik ini menghasilkan bunyi nyaring dan berirama cepat yang khas, mencerminkan semangat dan dinamika masyarakat Minang.
Sekilas, bentuk alat musik ini menyerupai bonang dalam gamelan Jawa. Keduanya sama-sama memiliki bentuk simetris radial dengan rongga di bagian bawah dan permukaan atas yang tertutup. Namun, talempong memiliki karakter bunyi berbeda, lebih tajam dan ritmis, sehingga mudah dikenali sebagai instrumen khas Minangkabau. Di bagian tengahnya terdapat tonjolan kecil yang menjadi sumber suara, dipukul dengan tongkat kayu untuk menghasilkan nada.
Satu set talempong biasanya terdiri dari beberapa buah dengan ukuran dan nada berbeda. Variasi nada ini bergantung pada diameter serta tinggi tonjolan di bagian tengahnya, yang biasanya berukuran antara 15 hingga 17,5 sentimeter. Proses penyetelan atau penalaan dilakukan secara manual, dengan menyesuaikan bidang pukul hingga diperoleh nada yang harmonis.
Talempong sering dimainkan dalam tempo cepat sebagai pengatur irama dalam berbagai tari tradisional Minangkabau.
Talempong sering dimainkan dalam tempo cepat sebagai pengatur irama dalam berbagai tari tradisional Minangkabau seperti tari piring, tari pasambahan, dan tari payung. Bunyi talempong yang berpadu dengan instrumen tradisional lain—seperti saluang, gandang, dan serunai—menciptakan harmoni yang menggugah semangat dan menggambarkan kekompakan masyarakat Minang.
Lebih dari sekadar alat musik, talempong mencerminkan identitas dan kebersamaan masyarakat Minangkabau. Dentingannya yang dinamis menjadi simbol sukacita dalam upacara adat, penyambutan tamu kehormatan, hingga pertunjukan seni yang menampilkan kekayaan budaya dari Ranah Minang.
