Cari dengan kata kunci

mendirikan_tiang_ayu_1290.jpg

Mendirikan Tiang Ayu, Pertanda Pesta Rakyat Telah Dimulai

Setelah ritual pra-Erau selesai dilaksanakan, festival ini pun dapat diselenggarakan. Sultan akan membuka pesta rakyat yang sudah berusia lebih dari 700 tahun ini dengan ritual mendirikan ayu. Dalam ritual ini, sejumlah pusaka kesultanan disandingkan di Ruang Stinggil (Siti Hinggil), Keraton Kutai.

Tradisi

Setelah ritual pra-Erau selesai dilaksanakan, festival ini pun dapat diselenggarakan. Sultan akan membuka pesta rakyat yang sudah berusia lebih dari 700 tahun ini dengan ritual mendirikan ayu. Dalam ritual ini, sejumlah pusaka kesultanan disandingkan di Ruang Stinggil (Siti Hinggil), Keraton Kutai. Sesuai nama ritual ini, maka pusaka utama yang menjadi fokus ritual ini adalah Tiang Ayu.

Yang disebut dengan Tiang Ayu adalah sebuah tombak pusaka yang disematkan sebuah kantung kain berwarna kuning. Tombak pusaka ini bernama Sangkok Piatu, tombak milik raja pertama Kutai, Aji Batara Agung Dewa Sakti. Di dalam kantung yang diikatkan padanya, terdapat beberapa kelengkapan ritual lain, yaitu tali juwita, kain cinde, janur kuning, daun sirih, dan buah pinang.

Sebelum ritual dimulai, Tiang Ayu direbahkan menghadap ke arah singgasana Sultan. Pusaka ini diberi alas selembar kasur berwarna kuning dan dilapisi kain kuning bermotif merah yang disebut tapak liman. Di bawah kasur tersebut, disiapkan lukisan tambak karang berwujud empat ekor naga dan seluang mas warna-warni. Di kedua sisi Tiang Ayu, diletakkan dua buah pusaka, Gong Raden Galuh dan Batu Tijakan.

Sebagai pelengkap ritual, ada beberapa barang yang disiapkan, di antaranya lilin besar, lilin kecil, peduduk, pakaian sultan yang dialasi sebuah piring, dan jalinan daun kelapa yang disebut jambak. Kelengkapan tersebut ditempatkan di keempat sudut tambakkarang. Persiapan lainnya adalah balai persembahan di sisi sebelah kanan kerangka penyangga Tiang Ayu. Balai ini berisi peduduk, pakaian sultan, serta sebuah jabangan mayang siur. Di sebelah kiri kerangka penyangga, terdapat guci berisi air Kutai Lama dan sebuah jabangan berisi mayang pinang.

Pelaksanaan Tiang Ayu didahului dengan ritual yang dilakukan oleh para dewa (wanita pengabdi ritual) dan belian (pria pengabdi ritual) di Serapo Belian. Selesai ritual di Serapo Belian, dewa dan belian duduk di sisi kanan dan kiri dari Tiang Ayu. Saat Sultan memasuki ruangan, semua hadirin akan berdiri dan Sultan berdiri menghadap Tiang Ayu. Para dewa melakukan besawai, kemudian Tiang Ayu diangkat oleh beberapa orang keluarga Keraton dan diletakkan dalam penyangganya. Setelah Tiang Ayu berdiri, seluruh hadirin berdoa bersama untuk kelancaran Festival Erau. [Ardee/IndonesiaKaya]

Informasi Selengkapnya
  • Elsa Dwi Lestari

  • Indonesia Kaya

This will close in 10 seconds