Binte Biluhuta, Sup Jagung yang Menyatukan Kerajaan Gorontalo - Indonesia Kaya

Cari dengan kata kunci

Binte Gorontalo

Binte Biluhuta, Sup Jagung yang Menyatukan Kerajaan Gorontalo

Di balik kelezatannya, sup jagung khas Gorontalo ini menyimpan kisah unik tentang diplomasi kuliner antar kerajaan.

Kuliner

Kuliner Gorontalo memang punya daya tarik tersendiri. Dari perkedel nike yang gurih, ilabulo yang legit, hingga sate balanga dan sate tuna yang kaya rasa—semuanya menawarkan cita rasa khas yang dipengaruhi oleh kekayaan bahan lokal dan rempah-rempah tradisional. Tapi kalau bicara soal hidangan ikonik, binte biluhuta jelas jadi salah satu yang paling dikenal.

Secara etimologi, “binte” berarti jagung, sedangkan “biluhuta” berarti disiram. Karena itulah, binte biluhuta bisa diartikan sebagai “hidangan berbahan dasar jagung yang dimasak dengan kuah.” Rasa manis dari jagung berpadu sempurna dengan gurihnya kuah dan tambahan ikan cakalang atau udang, menciptakan harmoni rasa yang menggugah selera.

Secara etimologi, “binte” berarti jagung, sedangkan “biluhuta” berarti disiram.

Pipilan jagung dalam binte biluhuta mengandung protein, serat, karbohidrat, mineral, vitamin B, dan vitamin C, serta kaya akan antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Hidangan ini juga dikenal dengan nama lain di masyarakat Gorontalo, yaitu milu siram.

Rasanya begitu unik, menggabungkan manisnya jagung, gurih dari ikan atau udang, serta sentuhan asam dan pedas dari jeruk nipis dan cabai. Yang membedakan binte biluhuta dari sup jagung pada umumnya adalah penggunaan kelapa parut dalam kuahnya, yang memberikan aroma khas dan rasa gurih alami. Selain lezat, hidangan ini juga kerap dipilih sebagai makanan sehat karena rendah lemak, tinggi serat, dan kaya protein.

Konflik Dua Kerajaan

Di dalam semangkuk binte biluhuta, tersibak bermacam-macam rasa yang bisa menggugah selera. Kekayaan rasa ini lahir dari pertempuran ‘seru’ dari berbagai rempah dalam proses pembuatan kuahnya.

Mengutip Setiawan (2021) pada Indonesia.go.id, penulis buku kuliner Jejak Kuliner Indonesia(2010), Mansoer Pateda, menyebutkan bahwa binte atau milu siram telah hadir sejak abad ke-15. Pada masa itu, beberapa kerajaan di Sulawesi seperti Kerajaan Gorontalo dan Kerajaan Limboto sering terlibat konflik. Namun, perdamaian akhirnya dapat tercapai berkat diplomasi kuliner yang dilakukan.

Konflik antara Raja Gorontalo dan Raja Limboto yang sering terjadi kala itu, disimbolisasikan dengan pipilan jagung yang memiliki arti “perpecahan”. Kemudian, pipilan jagung yang tercerai-berai itu dijalin oleh berbagai rempah bercita rasa lezat, sehingga terciptalah “persatuan”. Dari situ, binte biluhuta hadir sebagai simbol perdamaian dan persatuan hati yang pernah terpisah.

Konflik antara Raja Gorontalo dan Raja Limboto yang sering terjadi kala itu, disimbolisasikan dengan pipilan jagung yang memiliki arti “perpecahan”.

Harmoni Daratan dan Lautan Gorontalo

Seiring perkembangan zaman, hidangan ini mengalami beberapa variasi. Ada yang menambahkan telur rebus, tahu, atau sayuran lainnya untuk menambah nilai gizi dan memperkaya rasa. Meski begitu, cita rasa aslinya tetap terjaga, yaitu perpaduan antara manis, gurih, pedas, dan segar.

Meski mengalami beberapa variasi, sajian khas Gorontalo ini tetap mempertahankan identitas kulinernya yang kaya rasa. Lebih dari sekadar makanan lezat, hidangan ini juga menyimpan nilai budaya yang kuat—melambangkan cara hidup masyarakat setempat yang memanfaatkan hasil bumi dan laut.

Jagung sebagai bahan utama mencerminkan pertanian yang berkembang di Gorontalo, sementara ikan dan udang mencerminkan kekayaan hasil laut daerah ini. Kombinasi bahan-bahan tersebut menjadikan hidangan ini sebagai simbol harmoni antara daratan dan lautan di Gorontalo.

Jagung sebagai bahan utama melambangkan pertanian yang berkembang di Gorontalo, sementara ikan dan udang mencerminkan kekayaan hasil laut daerah ini.

Tak hanya itu, hidangan ini juga kerap menjadi simbol kebersamaan karena sering disajikan dalam acara keluarga atau pertemuan komunitas. Tradisi ini menjadikan binte biluhuta sebagai bagian dari warisan kuliner yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. Kelezatannya bahkan telah diakui secara resmi, dengan ditetapkannya binte biluhuta sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia pada 2016.

Ulasan binte biluhuta dan kuliner Gorontalo lainnya juga dapat disaksikan dalam video Kuliner Indonesia Kaya episode Gorontalo.

Informasi Selengkapnya
  • Indonesia Kaya

  • Indonesia Kaya