Kalau orang Eropa punya salad sebagai menu hidangan penutup, Indonesia juga punya. Namanya asinan. Asinan merupakan kuliner tradisional berisi sayuran dan buah yang dicampur dengan kuah pedas. Secara umum, terdapat dua jenis asinan, yaitu asinan Betawi dan asinan Bogor. Perbedaan antara keduanya hanya terletak pada kuah dan penambahan bahan campurannya. Jika asinan Betawi menggunakan kuah bumbu kacang, asinan Bogor menggunakan kuah yang diambil dari saripati cabai merah.
Berdasarkan bahan utama yang digunakan, asinan Bogor juga dibagi menjadi tiga varian, antara lain asinan buah, asinan sayur, dan asinan perpaduan antara sayur dan buah. Jenis buah yang menjadi bahan pembuatan asinan biasanya buah-buahan tropis, seperti bengkuang, salak, jambu, dan nanas. Sementara, sayuran digunakan antara lain seperti taoge, kol, dan potongan buah mentimun. Nama asinan sendiri konon diambil dari proses yang digunakan untuk menghasilkan kuliner tersebut, yaitu mengasinkan atau mengendapkan atau mengacarkan kuah sambal ke dalam buah dan sayuran.
Baca juga: Manfaat Buah Langsat
Proses pembuatan asinan juga tidak terlalu sulit. Proses pembuatan dimulai dengan cara merebus cabai untuk kuah asinan. Cabai yang sudah direbus kemudian dihaluskan, bersamaan dengan itu dicampur dengan ebi, gula pasir, dan cuka sesuai selera. Campuran tersebut lalu ditambahkan air sehingga menjadi kuah yang segar. Setelah menjadi kuah, barulah buah dan sayuran dimasukkan lalu diaduk hingga rata dan didiamkan hingga beberapa menit agar kuah meresap ke dalam buah dan sayur. Setelah kuah meresap, barulah asinan bisa dinikmati. Sudah dapat dibayangkan sensasi kesegaran yang ditawarkan asinan Bogor jika dimakan di tengah hari yang hujan.
Sebagai kuliner tradisional yang banyak digemari masyarakat, asinan banyak dijumpai di Kota Bogor atau kota-kota lainnya. Di Bogor, harga satu porsi asinan bervariatif, mulai dari Rp10.000–Rp15.000. Biasanya asinan tersebut sudah dijual di dalam kesamasan, sehingga cocok dijadikan sebagai oleh-oleh khas dari Bogor.