Bulan pake paying tuturuga batalor
Nona dari Ambon datang kaweng di kantor
Kaweng bae bae, jangan laki bakalai
Kalo laki bakalai tikam dia deng kalawai
Ole sio…sio…sayang eee
Bagian lagu di atas adalah salah satu lagu rakyat Maluku yang bercerita tentang sebuah peringatan untuk tidak mengganggu seorang gadis. Namun, yang menjadi fokus dari lirik lagu di atas adalah kata kalawai yang merupakan sebuah senjata khas Maluku. Kalawai adalah bagian dari budaya sekaligus keseharian masyarakat Maluku yang masih digunakan hingga kini.
Kalawai adalah senjata yang digunakan untuk berburu ikan atau hewan apapun yang ada di air.
Kata kalawai terdiri dari dua suku kata kala yang berarti tikam, dan wai yang berarti air. Kalawai dapat diartikan sebagai sebuah alat yang digunakan untuk membuat tikaman-tikaman di air. Dalam arti sebenarnya, kalawai adalah senjata yang digunakan untuk berburu ikan atau hewan apapun yang ada di air. Biasanya yang menggunakan kalawai adalah para nelayan yang menggantungkan kehidupannya dari lautan atau sungai.
Dilihat dari bentuk fisiknya, kalawai berupa tombak. Hanya saja kalawai lebih panjang dan biasanya menggunakan bambu untuk pegangannya. Perbedaan lain yang paling mencolok adalah ujung kalawai yang terdiri dari besi-besi kecil yang diasah tajam. Besi-besi tersebut diikat melingkar pada bambu dan sangat tajam. Biasanya pada tombak, kita hanya menemukan satu mata tombak, namun untuk kalawai biasa menggunakan tiga mata tombak dan sekilas mirip trisula.
Ujung kalawai yang terdiri dari besi-besi kecil yang diasah tajam menyerupai trisula.
Seorang nelayan di Maluku, biasanya berangkat mencari ikan pada waktu malam. Hal ini dilakukan karena pada waktu malam pergerakan ikan terbatas sehingga lebih mudah untuk ditangkap. Nelayan tersebut berangkat dengan bersenjatakan kalawai dan beberapa umpan. Setelah berada di tengah laut atau sungai, nelayan menebarkan umpan terlebih dahulu agar ikan-ikan berkumpul mendekati perahu. Selain itu, untuk memperoleh hasil maksimal biasanya nelayan menggunakan lampu petromak untuk menarik ikan mendekati perahu. Sekadar informasi, ikan-ikan biasanya menyukai wilayah yang ada penerangan. Ketika sudah banyak ikan mendekat, sang nelayan akan menggunakan kalawainya untuk menombak ikan-ikan tersebut. Hal ini akan dilakukan dengan cepat dan mudah karena sebelumnya sang nelayan sudah menciptakan kondisi agar ikan banyak berkumpul.
Kalawai adalah tradisi asli Maluku yang sangat unik dan perlu dilestarikan.
Kalawai adalah sebuah tradisi asli masyarakat Maluku, khususnya mereka yang tinggal di wilayah perairan sungai maupun laut. Saat ini tradisi ini masih cukup terjaga, namun bukan tidak mungkin suatu saat nanti budaya ini akan ditinggalkan. Sesuatu yang unik dan autentik layak untuk dilestarikan, dan kalawai adalah tradisi asli Maluku yang sangat unik. Oleh karena itu, pemerintah beserta masyarakat Maluku sudah seharusnya ikut ambil bagian dalam pelestarian budaya ini, demi masa depan Indonesia yang kaya. [Phosphone/IndonesiaKaya]