Cari dengan kata kunci

DSC05160 (1)

Tradisi dan Doa di Sepiring Nasi Liwet Solo

Kota Solo, salah satu kota di Jawa Tengah yang menyimpan banyak sekali nilai sejarah, serta kaya akan warisan kuliner yang masih dicintai hingga masa kini. Salah satu ikon kuliner favorit […]

Kuliner
Tagar:

Kota Solo, salah satu kota di Jawa Tengah yang menyimpan banyak sekali nilai sejarah, serta kaya akan warisan kuliner yang masih dicintai hingga masa kini. Salah satu ikon kuliner favorit dari kota Solo adalah nasi liwet.

Selain di Solo, ada juga nasi liwet yang dikenal di banyak daerah Indonesia seperti liwet Sunda misalnya. Meskipun memiliki nama yang sama, nasi liwet ala Solo tetaplah memiliki ciri khas tersendiri. Ciri khas dari nasi liwet Kota Solo yakni nasi dengan bumbu gurih dan disiram dengan kuah sayur labu siam. 

Untuk pendamping, nasi liwet biasa disajikan dengan ayam suwir maupun telur rebus. Ada pula yang menambahkan tempe atau tahu bacem, dan areh (rebusan santan yang dimasak hingga mengental) sebagai pelengkapnya. Selain itu, penyajian nasi liwet dengan daun pincuk juga menjadikan penikmat nasi liwet merasakan sensasi yang berbeda.  Rasa gurih yang terkandung di dalam nasi ini berasal dari santan kelapa, yang ditambahkan daun salam, batang serai, serta beberapa bumbu rempah menjadikan liwet sangat kaya rasa. 

Sejarah nasi liwet ini sebenarnya berasal dari desa Menuran, Kabupaten Sukoharjo yang menjual makanan ini. Hidangan ini ternyata menjadi favorit banyak orang sehingga banyak orang tertarik membuka warung nasi liwet sehingga sampai menjadi andalan masyarakat kota Solo hingga sekarang.  

Ada pula penjelasan historis yang menyebutkan nasi liwet merupakan salah satu hidangan yang sering disajikan saat Maulid Nabi. Nasi liwet dibuat karena masyarakat mendapatkan inspirasi dari nasi samin, yang disebut sebagai salah satu hidangan yang disukai oleh nabi. Tetapi, karena tak bisa mendapatkan minyak samin, masyarakat mengganti bahan tersebut dengan santan kelapa. 

Murdijati Gardjito, dalam Makanan Tradisional Indonesia Seri 2 (2017) yang ditulis bersama Umar Santoso dan‎ Eni Harmayani, juga memaparkan temuan menarik bahwa nasi liwet adalah makanan simbol penolak bala saat bencana melanda Tanah Jawa. Saat Jawa diguncang gempa bumi, misalkan, nasi liwet dihadirkan dengan ritual dan doa untuk memohon pertolongan agar bencana tersebut tidak terulang kembali.

Dalam Bauwarna: Adat Tata Cara Jawa (2000) memaparkan, nasi liwet juga menjadi sajian khas yang selalu ada dalam setiap perayaan Sekaten. Kegiatan Sekaten biasanya menggelar pesta rakyat di alun-alun istana yang dikunjungi banyak orang. Berbagai jenis barang dan makanan dijajakan, termasuk nasi liwet.

Dari serangkaian proses perayaan, Sekaten biasanya menggelar pesta rakyat di alun-alun istana yang dikunjungi banyak orang. Berbagai jenis barang dan makanan dijajakan, termasuk nasi liwet.

Hingga kini masyarakat kota Solo masih mempertahankan tradisi untuk menyajikan nasi liwet pada upacara perayaan Maulid Nabi, yang di dalam upacaranya diramaikan dengan tradisi Sekaten atau Grebeg, dan biasanya dilakukan di Keraton Solo.

Tagar:
Informasi Selengkapnya

This will close in 10 seconds