Alkisah, Sultan Iskandar Muda mempersunting seorang gadis cantik dari Negeri Pahang, Malaysia, sebagai permaisurinya. Namanya Putri Kamaliah yang populer dengan gelar ‘Putroe Phang’. Sang putri pun diboyong ke Aceh, di Istana Darul Dunya, kediaman sultan. Setelah sekian lama berpisah dari kampung halamannya, sang permaisuri mulai merindukan daerah Pahang. Daerah Pahang ketika itu digambarkan sebagai wilayah perbukitan dengan udara yang sejuk.
Karena itulah, Sultan membangun Gunongan di tengah Taman Ghairah, yang menjadi bagian dari Taman Istana. Seperti juga Taj Mahal di India yang dibangun dengan penuh rasa cinta oleh Mughal Syah Jehan bagi Mumtaz-Ul-Zamani, Gunongan merupakan bukti cinta Sultan Iskandar Muda kepada permaisurinya itu. Menurut kisah, Putroe Phang sehari-hari sering bermain bersama dayang-dayangnya di sini. Sang putri biasa memanjat Gunongan seperti yang sering dilakukannya di perbukitan di kampung halamannya, Pahang.
Gunongan yang secara harfiah berarti gunung tiruan merupakan sebentuk bangunan setinggi 9,5 meter. Bangunan yang berbentuk miniatur perbukitan ini dibangun pada abadi ke-17, yaitu periode pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Dengan bentuk segi delapan (oktagon), Gunongan sepintas terlihat menyerupai bunga dengan tiga lapisan. Di salah satu sisinya terdapat pintu masuk yang menuju ke lapis ketiga, yang berupa sebuah tiang batu dengan bentuk mutiara bermahkota ditengahnya.
Bangunan ini menjadi salah satu landmark Kesultanan Aceh yang tersisa dari penghancuran tentara kolonial Belanda. Hingga kini, keberadaannya masih terjaga utuh. Tidak jauh dari Gunongan, terdapat Peterana Batu Berukir. Sebongkah batu berbentuk silinder dengan diameter 1 meter, tinggi 0,5 meter dan berlubang di bagian tengah. Peterana ini biasanya digunakan oleh sang permaisuri untuk keramas dengan air bunga.
Di dekat Gunongan, mengalir sungai Krueng Daroy. Sungai buatan ini mengalirkan air dari Mata Ie ke sungai Krueng Aceh. Hingga kini, keindahan aliran Krueng Daroy masih dapat dinikmati melintas di sisi Meuligoe Gubernur Aceh.
Aliran air sungai Krueng Daroy memang sengaja dibuat melewati Komplek Istana Sultan. Selepas bermain, sang putri biasanya mandi dengan air dari sungai Krueng Daroy ini. Bersama dayang-dayang, putri beristirahat di Pinto Khop, gerbang penghubung antara Taman Putroe Phang dengan Istana Sultan.