Sepasang patung menggunakan baju adat khas Minahasa berdiri saling berhadapan membentuk gerakan tarian. Di belakangnya terdapat gedung dengan rupa rumah adat dengan dua tangga yang berada di sisi kanan dan kirinya. Dengan luas mencapai sekitar 3 hektar, bangunan ini difungsikan sebagai pusat kebudayaan di Sulawesi Utara. Nama Gedung ini Pingkan Matindas, sarana untuk para pegiat seni dan budaya di Manado dan sekitarnya.
Gedung Pingkan Matindas dibangun atas prakarsa Pemerintah Kota Manado untuk menunjang kegiatan seni yang berkembang di kota tepi laut ini. Aneka bentuk kesenian seperti panggung teater, tarian, dan pameran budaya dipusatkan di gedung yang pernah terendam banjir setinggi 2 meter ini pada tahun 2014.
Nama Pingkan Matindas diambil dari dua tokoh cerita rakyat Minahasa yang sangat populer yaitu Pingkan dan Matindas. Keduanya bahkan dibuatkan patung yang menjadi simbol dari Gedung Kesenian Pingkan Matindas.
Bentuk Gedung Pingkan Matindas mengadopsi rumah adat Minahasa lengkap dengan anak tangga kembar yang berada di sisi depan. Bagian dalamnya terlihat begitu lapang dengan jejeran kursi tribun menghadap panggung.
Baca juga: Tarian Kabasaran
Gedung Kesenian Pingkan Matindas pernah rusak akibat banjir bandang yang menerpa Kota Manado pada tahun 2014. Air setinggi 2 meter masuk ke dalam gedung dan menerjang semua area dan isi dalam bangungan. Namun, secara perlahan gedung yang sangat aktif pada sekitar tahun 80-an ini dibersihkan dan mulai direnovasi untuk kemajuan kesenian dan kebudayaan Sulawesi Utara, khususnya masyarakat Manado. [Riky/IndonesiaKaya]