Pada tahun 1996, seorang ahli geologi berjalan perlahan memasuki bibir sebuah gua. Pagi itu pukul 06.00, ketika matahari baru saja menampakkan sinarnya. Sang ahli dengan yakinnya memulai penelusurannya di gua yang masih benar-benar belum pernah diteliti. Mata sang ahli membelalak tajam melihat lorong gua yang gelap, sesekali ia memicingkan mata guna memperjelas pandangannya.
Semakin dalam semakin gelap, bahkan sinar senter dan lampu baterai pun tak mampu mengalahkan kelamnya gua tersebut. Ahli tersebut terus masuk ke dalam gua, ia bertekad menemukan ujung gua yang masih misterius ini. Detik demi detik ia lalui, menit demi menit ia habiskan demi eksplorasi gua ini, hingga akhirnya 24 jam pun habis terlewati tanpa menemukan ujung sang gua.
Ahli geologi asal Amerika ini akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan dan kembali ke tempat pertama ia masuk. Setelah ia keluar, waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 keesokan harinya.
Kisah di atas benar-benar pernah terjadi di Lembah Baliem. Lebih dari 36 jam, peneliti gua tersebut menelusuri kedalaman gua yang berada di Desa Wosilimo, Kabupaten Wamena, Papua. Gua tersebut bernama Gua Lokale. Gua yang sudah ada sejak jutaan tahun lalu itu memang terkenal sangat panjang. Bahkan, menurut seorang ahli yang ada dalam kisah di atas, Gua Lokale kemungkinan adalah gua yang terpanjang di dunia. Hal ini dikarenakan belum pernah ada seorang pun yang dapat menelusuri gua hingga ujung penghabisannya.
Memasuki wilayah gua, kita akan disambut oleh deretan pohon sejenis pinus hutan yang sangat tinggi. Hutan ini begitu sejuk dan masih asli, manjakan diri di dalam indahnya alam Lembah Baliem. Kurang lebih 100 meter, pintu gua sudah terlihat. Pintu setinggi 2 meter ini menyambut semua yang akan memasuki gua Lokale. Namun, bila tidak ada pengunjung, penjaga biasanya akan menutup goa dengan pintu dari jeruji besi agar keamanan gua tetap terjaga.
Udara yang pengap dan aroma kurang sedap menambah sesaknya sambutan sang gua. Dinding bebatuan pun mulai terasa menyempit. Semakin dalam, semakin tinggi pula kesulitan yang harus dilalui. Batuan stalaktit dan stalakmit menghiasi jalan setapak di sepanjang gua seolah mengarahkan perjalanan ke titik yang lebih dalam lagi. Dengan penerangan yang terbatas, perjalanan pun terus berlanjut.
Batas terdalam gua yang bisa dicapai adalah sekitar 3 kilometer dan belum pernah ada yang mencapai lebih kecuali seorang ahli geologi asal Amerika pada tahun 1996. Gua ini sangat panjang, bahkan banyak kaum akademisi yang memperkirakan Gua Lokale dapat menembus hingga wilayah Jayapura. Namun demikian, gua ini bukanlah tempat yang menyeramkan. Kesan menyenangkan akan mudah kita peroleh ketika kita memasuki gua ini.
Salah satu yang membuat gua ini tampak menyenangkan adalah beberapa titik dinding gua yang berongga dan menghasilkan suara merdu ketika diketuk. Suara yang terdengar adalah nada-nada yang beraturan dan dapat membentuk sebuah komposisi musik yang unik. Hanya dengan ketukan lembut saja, suara akan muncul dan menjadi satu susunan nada beraturan yang indah untuk didengar.
Hingga kini, misteri panjangnya gua Lokale belum terpecahkan. Namun, Gua ini sangat berpotensi untuk menjadi obyek wisata dan penelitian bagi para wisatawan dalam serta luar Indonesia. Gua Lokale adalah gua kebanggaan Papua yang misterius tetapi penuh pesona. [@phosphone/IndonesiaKaya]