Pacuan Kuda Tradisional Gayo, Tradisi yang Tetap Lestari di Aceh - Indonesia Kaya

Cari dengan kata kunci

pacuan_kuda_1290

Pacuan Kuda Tradisional Gayo, Tradisi yang Tetap Lestari di Aceh

Pacuan kuda asal Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, dengan joki cilik dan kuda Gayo sebagai ciri khas.

Tradisi
Tagar:

Pacuan Kuda Tradisional Gayo didelenggarakan dua kali setiap tahunnya di Kabupaten Aceh Tengah, yaitu pada bulan Februari untuk memperingati HUT Kota Takengon dan bulan September untuk memperingati HUT RI.

Beberapa tahun belakangan ini, Provinsi Aceh sudah mengalami pemekaran kabupaten, yaitu Pemkab. Bener Meriah dan Pemkab Gayo Lues, juga menyelenggarakan lomba Pacuan Kuda Tradisional Gayo satu tahun sekali, dan kuda-kuda dari tiga kabupaten inilah yang selalu ikut dalam acara ini.

Pacuan kuda di Takengon ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda.

Pacuan kuda di Takengon ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda, namun penyelenggaraannya dilakukan setelah masa panen hasil pertanian. Uniknya, jokinya yang disebut joki cilik umumnya masih duduk di bangku SMP, dan saat menunggang kuda tersebut, mereka tidak mengnakenakan pelana. Sementara itu, kuda-kuda yang mereka gunakan adalah hasil persilangan kuda Australia dan kuda Gayo yang kecil-kecil, yang merupakan bantuan dari pemerintah setempat. Sekarang, kuda-kuda Gayo tersebut sudah mulai tinggi-tinggi.

Joki kuda ini umumnya adalah joki cilik yang masih duduk di bangku SMP.

Takengon terkenal dengan hasil pertaniannya, yaitu kopi Gayo yang diekspor ke luar negeri melalui Pelabuhan Belawan Medan. Kota Takengon sendiri dikelilingi bukit-bukit dengan suasana sejuk dan pemandangan Danau Lut Tawar yang indah.

Tagar:
Informasi Selengkapnya
  • NULL

  • Indonesia Kaya