Dapat dikatakan, kesenian merupakan apresiasi kesadaran terhadap nilai seni dan budaya. Kesenian juga dapat diidentifikasikan dengan golongan atau kelompok yang melakukan kesenian tersebut. Begitu pula yang dilakukan masyarakat Kabupaten Kulon Porgo, Yogyakarta.
Masyarakat Kulon Progo (yang berarti sebelah barat Sungai Progo) memiliki senam tradisional yang mereka sebut dengan senam angguk ceria. Senam ini merupakan senam kreasi yang diilhami dari kesenian tari tradisional angguk khas warga Kulon Progo.
Perpaduan senam dan tari tradisonal membuat senam angguk ceria sangat menarik untuk diikuti. Dengan lagu yang energik dan ceria, melakukan senam khas masyarakat Kulon Progo akan membuat badan menjadi sehat. Tidak hanya itu, senam yang terbagi dalam enam gerakan dasar ditambah gerakan pemanasan, gerakan peralihan, dan gerakan pendinginan akan membuat siapa pun yang melakukannya akan menjadi gembira.
Senam kelompok ini biasa dilakukan masyarakat Kulon Progo pada pagi dan sore hari. Tak ada faktor umur yang membatasi untuk melakukan senam tradisional angguk ceria. Bahkan, di sekolah-sekolah di Kulon Progo, senam angguk ceria sudah menjadi kebiasaan untuk dilakukan setiap minggu.
Sebagai senam yang mengenalkan identitas atau jati diri masyarakat Kulon Progo, senam ini diiringi lagu tradisional yang dipadukan dengan unsur modern. Di salah satu bait senam angguk ceria, berbunyi “selamat jumpa kawan semua, angguk ceria junjung budaya, semoga terjaga sepanjang masa”. Ini menunjukkan masyarakat Kulon Progo merupakan masyarakat yang ramah dan selalu ingat budaya serta menjunjung tinggi budaya leluhurnya.