Bermula untuk Menimba Ilmu Kebatinan, Berakhir Menjadi Tempat Tinggal - Indonesia Kaya

Cari dengan kata kunci

Keraton_Kanoman_1200.jpg

Bermula untuk Menimba Ilmu Kebatinan, Berakhir Menjadi Tempat Tinggal

Keraton Kanoman masih memiliki hampir 27 bangunan kuno yang masih terjaga keutuhannya. Diantaranya adalah Balai Paseban.

Pariwisata

Sebuah bangunan bergaya perpaduan Timur Tengah, Jawa, dan Eropa berdiri menghadap ke arah utara di pesisir laut Jawa. Tepatnya di daerah Cirebon, bangun kuno ini diperkirakan telah ada sejak tahun 1510 Saka atau 1588 M. Inilah Keraton Kanoman yang telah menjadi bagian sejarah dari masyarakat khas kota udang ini.

Wafatnya Panembahan Adining Kusumah atau Panembahan Ratu Pangkuwati II selaku penguasa Cirebon saat itu membuat Kota Cirebon tidak stabil. Hal ini yang akhirnya membuat Sultan Ageng tirtayasa dari Banten terpanggil untuk memulangkan anak Panembahan Ratu Pangkuwati II yang ditahan.

Pangeran Syamsudin sebagai anak pertama ditahan di Kediri dan Pangeran Badriddin wilayah Rembang, Jawa Tengah. Penahanan ini dilakukan oleh pemberontak Kerajaan Mataram yang saat itu dipimpin oleh Trunojoyo.

Saat akan dipulangkan dari daerah tahanannya masing-masing, hanya Pangeran Badriddin yang bersedia pulang sedangkan Pangeran Syamsudin memilih tinggal dan menetap di daerah Kediri. Kemudian, Pangeran Badriddin diangkat menjadi sultan Cirebon oleh Sultan Ageng Tirtayasa.

Lima tahun kemudian Pangeran Syamsudin pulang ke Cirebon dan diberi tahta kesultanan oleh adiknya Pangeran Badriddin. Namun, karena berat hati sang kakak tetap membiarkan adiknya untuk menjalankan pemerintahan dan lebih memilih menetap di Keraton Pangkuwati sebagai keraton lama.

Sebagai adik yang menghormati kakak dan aturan keraton, Pangeran Badriddin lebih memilih membangun dan memperluas bangunan Witana yang dahulunya berfungsi sebagai tempat untuk sultan menimba ilmu kebatinan.

Pembangunan ini juga diikuti dengan Sultan Ageng Tirtayasa yang merenovasinya pada tahun 1677 dan menetapkan sultan Badriddin dengan gelar Sultan Anom Badriddin Kartawijaya sebagi sultan dari Keraton Kanoman. Bangunan yang dahulunya merupakan bangunan Bangsal Witana.

Keraton Kanoman masih memiliki hampir 27 bangunan kuno yang masih terjaga keutuhannya. Diantaranya adalah Balai Paseban. Sebuah bangunan yang berfungsi sebagai tempat masyarakat, pejabat menunggu sebelum masuk untuk menemui sultan.

Ada juga bangunan Lonceng Gajah Mungkur. Yaitu bangunan yang difungsikan sebagai tempat untuk menempatkan lonceng bersejarah. Lonceng ini diberikan oleh Jendral Sir Thomas Stanford Raffles seorang jendral Inggris yang pernah berkuasa dari tahun 1811-1816 di tanah Jawa termasuk di Cirebon.

Lebih kedalam lagi, terdapat Gedung Museum Keraton yang menyimpan berbagai benda-benda kuno hingga kereta kencana. Kereta ini dahulu sering digunakan sultan dan permaisuri berkeliling dalam upacara adat.

Selain itu pengunjung juga bisa melihat dan merasakan langsung Bangsal Jinem. Sebuah tempat dimana sultan menerima tamu dari kalangan masyarakat hingga pejabat.

Informasi Selengkapnya
  • Elsa Dwi Lestari

  • Indonesia Kaya