Cari dengan kata kunci

Gedung_Pusaka_1200.jpg

Mengagumi Kemegahan Cirebon di Gedung Pusaka Keraton Kanoman

Memasuki area museum, pengunjung akan disambut Kereta Kencana Paksi Naga Liman dan Kereta Jempana. Kedua kereta ini dibuat pada tahun 1428 M.

Pariwisata

Di Kompleks Keraton Kanoman terdapat gedung yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan dan merawat benda-benda kuno peninggalan keraton. Berlokasi di Jalan Winaon, Kampung Kanoman, Kecamatan Lemah Wungkuk, Cirebon. Museum yang bernama Gedung Pusaka Keraton Kanoman ini memamerkan segala bentuk benda, mulai dari gamelan, tombak, ukiran dinding, hingga kereta kencana.

Memasuki area museum, pengunjung akan disambut Kereta Kencana Paksi Naga Liman dan Kereta Jempana. Kedua kereta ini dibuat pada tahun 1428 M atas prakarsa Pangeran Losari.

Kereta yang menggunakan kayu sawo sebagai bahan utama pembuatannya ini digunakan terakhir kali pada tahun 1933. Saat itu, Sultan Raja Muhammad Dzulkarnaen atau Sri Sultan Kanoman ke VIII masih memimpin Keraton Kanoman.

Kereta Kencana Paksi Naga Liman memiliki bentuk hewan yang bersayap, berkepala naga, dan memiliki belalai seperti gajah. Bentuk ini mengadopsi 3 budaya sekaligus, yaitu budaya Islam yang disimbolkan dengan burung, Cina dengan kepala naga, dan Hindu yang dilambangkan dengan belalai gajah.

Kereta Paksi Naga liman juga memiliki teknologi yang sangat maju di zamannya. Hal ini terletak pada sayap yang mampu bergerak saat kereta dijalankan. Ini berguna sebagai pendingin saat sultan menaiki kereta ini. Sedangkan Kereta Kencana Jempana merupakan kereta kebesaran Ratu Dalem atau permaisuri kesultanan Cirebon.

Jempana dalam bahasa Cirebon berarti Jemjeming Pengagem Manahayang yang bermakna Keteguhan hati. Ini dimaksudkan agar permaisuri bisa memegang teguh amanat yang diembannya sebagai pendamping Sultan Keraton.

Kereta Jempana juga memiliki ukiran berbentuk mega mendung. Motif ini telah menjadi landasan dalam pembuatan motif batik Cirebon yang telah dikenal seluruh nusantara.

Selain kereta kebesaran, museum ini juga menyimpan benda kuno lainnya, seperti ukiran dinding Paksi Naga Jalma, yaitu manusia yang memiliki rupa burung berbadan manusia dan berkulit naga.

Ada juga koleksi peti yang berasal dari Mesir. Ini dapat dilihat dari hiasan yang terpampang pada bagian luar peti. Dahulu, peti ini digunakan oleh Sunan Gunung Jati dan ibunya Nyai Mas Ratu Raransantang saat hijrah dari Mesir menuju Cirebon.

Di sudut lain museum, kursi berumur hampir 700 tahun terpajang bersama dengan patung cupid pemberian jenderal Inggris Sir Thomas Raffles. Saat masih digunakan, kursi yang diberi nama Gading Gilang Kencana ini diperuntukan bagi Putra Mahkota Kerajaan Padjajaran yaitu Pangeran Walangsungsang. Pangeran Walangsungsang adalah salah satu tokoh cikal bakal adanya kesultanan di Cirebon.

Informasi Selengkapnya
  • Elsa Dwi Lestari

  • Indonesia Kaya

This will close in 10 seconds