Ikan seluang (Rasbora argrytaenia) adalah ikan air tawar yang hidup di rawa-rawa dan banyak berkembang biak di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di Sumatra Selatan, ikan kecil yang sering diolah sebagai lauk ini banyak ditemukan di wilayah rawa. Namun, bukan hanya sebagai bahan pangan, ikan seluang juga dikenal karena kebiasaannya yang unik—selalu bergerak berkelompok dan berpindah tempat secara bersamaan.
Saat musim seluang mudik tiba, ikan-ikan ini akan beriringan, berkumpul, lalu berpencar sebelum akhirnya kembali bersama. Fenomena ini terjadi setiap tahun di rawa dan danau di Sumatra Selatan, menjadi pemandangan alam yang menarik. Tak heran, masyarakat Banyuasin pun mengabadikan ikan seluang dalam kisah-kisah turun-temurun, salah satunya adalah dongeng yang menyebutkan bahwa ikan ini merupakan jelmaan putri yang turun dari kayangan.
Tarian asal Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan, ini menggambarkan gerak-gerik ikan seluang saat musim mudik.
Kebiasaan unik ikan seluang inilah yang menginspirasi lahirnya tari kreasi bernama Seluang Mudik. Tarian asal Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan, ini menggambarkan gerak-gerik ikan seluang saat musim mudik.
Tarian ini dipentaskan oleh 6–8 penari perempuan dengan busana keemasan yang terinspirasi dari kilau tubuh ikan seluang, sementara kipas yang mereka gunakan melambangkan gerakan ekor ikan yang lincah di air. Setiap gerakannya didominasi oleh tangan yang gemulai namun tetap bertenaga, mencerminkan kelincahan ikan seluang di perairan. Pada bagian tertentu, para penari membentuk formasi berkumpul sambil mengibas-ngibaskan kipas, menggambarkan kebiasaan ikan seluang saat memasuki musim mudik.
Lebih dari sekadar hiburan, tari seluang mudik juga menyampaikan pesan mendalam tentang persaudaraan dan kebersamaan.
Keindahan tarian ini semakin hidup dengan iringan musik bertempo cepat yang berasal dari perpaduan alat musik pukul tradisional, seperti kendang dan perkusi, serta alunan akordeon khas musik Melayu Sumatra. Lebih dari sekadar hiburan, tari seluang mudik juga menyampaikan pesan mendalam tentang persaudaraan dan kebersamaan—nilai yang telah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Banyuasin, Sumatra Selatan.