Cari dengan kata kunci

seni_patung_1200.jpg

Seni Patung Adiluhung Buah Tangan Wow Ipits

Masyarakat Suku Asmat percaya bahwa orang yang sudah meninggal mampu ditemukan kembali di dalam bentuk patung.

Kesenian
Tagar:

Suku Asmat merupakan salah satu suku yang ada di Nusantara. Suku ini mendiami kawasan timur Indonesia, tepatnya di sepanjang pesisir pantai selatan Pulau Irian Jaya.

Wilayah tinggal Suku Asmat kaya akan pohon sagu dan pohon bakau. Pohon-pohon ini memiliki peran yang sangat penting di dalam kehidupan Suku Asmat. Tak hanya menjadi sumber kehidupan, tapi juga sebagai media yang digunakan untuk mengimplementasikan nilai seni yang dimiliki masyarakat suku tersebut.

Bagi masyarakat Suku Asmat, patung bukan sekadar benda yang bernilai estetis, namun juga mampu menghubungkan mereka dengan arwah nenek moyang.

Berbagai patung ukiran Suku Asmat merupakan salah satu bentuk nilai seni yang dimiliki masyarakat suku ini. Bagi masyarakat Suku Asmat, patung bukan sekadar benda yang bernilai estetis, namun juga mampu menghubungkan mereka dengan arwah nenek moyang. Patung mbis misalnya.

Patung mbis dibuat sebagai perlambang adanya sosok nenek moyang di dalam kehidupan sehari-hari mereka. Masyarakat Suku Asmat percaya bahwa orang yang sudah meninggal mampu ditemukan kembali di dalam bentuk patung mbis. Karenanya, setiap patung mbis yang dibuat akan diberi nama sesuai dengan nama orang yang telah meninggal. Meski begitu, tidak semua orang yang sudah meninggal mesti dibuatkan patung mbis. Hanya orang tertentu yang akan dibuatkan patung mbis.

Pembuatan patung yang terbuat dari kayu bakau ini melewati proses yang panjang.

Pembuatan patung yang terbuat dari kayu bakau ini melewati proses yang panjang. Awalnya, kaum pria Suku Asmat berkumpul. Sambil berteriak dan membuat suasana jadi hiruk pikuk, mereka merubuhkan pohon bakau. Setelah rubuh, batang pohon bakau tersebut kemudian dibersihkan dari ranting-ranting dan kulitnya. Batang pohon bakau lalu dilumuri cairan berwarna merah, yang bahannya juga terbuat dari pohon bakau. Selesai dilumuri cairan merah, batang pohon bakau dibawa ke desa.

Konon, masyarakat Suku Asmat percaya bahwa batang pohon bakau merupakan perwujudan tubuh nenek moyang. Sementara itu, cairan merah yang dioleskan ke batang pohon bakau merupakan darahnya.

Menjadi bagian dalam rombongan penebangan pohon bakau merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi laki-laki dewasa Suku Asmat. Ketika sampai di desa, masyarakat pun menyambut rombongan penebang pohon ini layaknya pahlawan yang kembali dari medan perang.

Setelah itu, batang pohon bakau akan diberikan kepada wow ipits. Wow ipits merupakan sebutan bagi orang-orang yang memiliki keahlian dalam membuat ukiran patung. Biasanya, pengerjaan sebuah patung mbis dapat diselesaikan dalam waktu satu hari. Setelah jadi, patung mbis dipajang di depan rumah sebagai simbol adanya komunikasi antara dunia kematian dan dunia kehidupan.

Berbeda dengan mbis, kewenak lebih difungsikan untuk keperluan keluarga.

Jenis patung lain yang dimiliki Suku Asmat adalah patung kewenak. Berbeda dengan mbis, kewenak lebih difungsikan untuk keperluan keluarga. Patung kewenak merupakan patung yang dibuat untuk mengenang suatu peristiwa yang terjadi di dalam suatu keluarga. Patung jenis ini biasanya disimpan di rumah yeu atau rumah laki-laki Suku Asmat. Dengan ukuran tinggi yang tidak lebih dari satu meter, kewenak bisa dikatakan sebagai dokumentasi keluarga layaknya foto.

Ada pula patung tunggal atau patung rangkap. Patung jenis ini biasanya berfungsi untuk mendokumentasikan dongeng atau cerita rakyat. Belakangan, ada pula yang menceritakan perjalanan hidup seseorang melalui patung ini.

Sama halnya dengan patung mbis dan patung kewenak, patung tunggal atau patung rangkap juga dibuat dari batang pohon bakau. Hanya saja, proses pembuatan patung-patung tersebut tidak memerlukan upacara khusus seperti pada patung mbis.

Patung-patung yang dihasilkan mampu memiliki nilai estetis yang tinggi, serta mengandung nilai-nilai religius yang penuh makna.

Masyarakat Suku Asmat masih menggunakan peralatan yang sederhana dalam pembuatan patung-patung tersebut. Peralatan yang biasa digunakan adalah kapak batu, pisau yang terbuat dari tulang, serta paku yang telah dipipihkan. Meski begitu, patung yang dihasilkan mampu memiliki nilai estetis yang tinggi, serta mengandung nilai-nilai religius yang penuh makna.

Tagar:
Informasi Selengkapnya
  • Indonesia Kaya

  • Indonesia Kaya

This will close in 10 seconds