Rumoh Aceh, Rumah yang Kaya akan Nilai Estetis dan Filosofis - Indonesia Kaya

Cari dengan kata kunci

3.bagian-bawah-rumah-disebut-yup-meh-memiliki-16-24-batang-penyangga_.jpg

Rumoh Aceh, Rumah yang Kaya akan Nilai Estetis dan Filosofis

Nilai filosofis dan estetis dari rumah adat ini dapat dilihat dari berbagai ornamen yang menghiasinya.

Tradisi
Tagar:

Indonesia begitu kaya. Tidak hanya bahasa, pakaian adat, dan tradisi, setiap provinsi di Indonesia memiliki rumah adat masing-masing. Kontur dan cuaca tiap daerah sedikit banyak mempengaruhi bentuk rumah adat, tentunya tanpa menghilangkan nilai-nilai estetika rumah adat tersebut. Jika di Papua terdapat honai yang beralaskan tanah, lain halnya dengan rumah adat Aceh yang menggunakan pancang-pancang untuk menyanggah bangunan rumah.

Rumah adat Aceh menggunakan pancang-pancang untuk menyanggah bangunan rumah.

selain tradisi khas aceh berupa pacuan kuda di gayo,  Rumah adat Aceh atau yang biasa disebut dengan rumoh Aceh secara anatomi biasanya memiliki tiga sampai lima ruangan, yang terdiri dari seuramoe keue (serambi depan), seuramoe teungoh (serambi tengah), dan seuramoe likot (serambi belakang), serta bagian tambahan yaitu dapur.

Rumah adat ini kaya akan nilai filosofis dan estetis. Hal tersebut terlihat dari berbagai ornamen yang menghiasinya. Secara kasat mata, ornamen pada setiap rumoh Aceh mungkin akan terlihat sama. Tapi jika ditelisik, ornamen pada satu rumoh Aceh akan berbeda dengan ornamen pada rumoh Aceh yang lain. Perbedaan tersebut konon menjelaskan daerah rumoh Aceh itu berasal.

Pacuan Kuda Tradisional Gayo, Tradisi yang Tetap Lestari di Aceh

Penyangga pada rumoh Aceh berfungsi agar binatang buas tidak dapat masuk ke dalam rumah.

Sementara, untuk bagian pancang yang menyanggah bangunan rumah, biasanya terdiri dari 16-24 batang kayu. Bagian bawah rumah yang disebut dengan yup meh ini biasa dipergunakan untuk memelihara ternak. Selain itu, bagian ini juga difungsikan oleh para ibu sebagai tempat untuk membuat songket. Di masa lalu, penyangga pada rumoh Aceh berfungsi agar binatang buas tidak dapat masuk ke dalam rumah.

Nilai-nilai Islam yang begitu melekat di masyarakat Aceh juga memberikan pengaruh cukup besar pada bentuk serta tata letak rumoh Aceh. Salah satunya, rumoh Aceh dibangun menghadap ke timur dan sisi belakangnya menghadap ke barat. Hal ini dikarenakan agar rumah selalu menghadap ke arah kiblat (Mekkah), sebagai simbol orang yang menetap di rumah tersebut selalu menjalankan perintah agama.

Rumoh Aceh dibangun menghadap ke timur dan sisi belakangnya menghadap ke barat.

Sayangnya, saat ini rumoh Aceh semakin jarang ditemukan. Masyarakat Aceh lebih memilih membuat rumah dengan bahan dan desain yang lebih modern. Tetapi, bagi Anda yang ingin melihat bentuk asli rumoh Aceh, dapat berkunjung ke Banda Aceh. Di kota ini, masih dapat ditemukan rumoh Aceh dalam bentuk aslinya.

Rumoh Aceh merupakan salah satu kekayaan kebudayaan Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan. Karena, mencintai budaya bangsa berarti mencintai Indonesia. Cinta budaya cinta Indonesia.

Tagar:
Informasi Selengkapnya
  • Janitra Panji Satria

  • Indonesia Kaya