Bentuknya bulat pipih, berwarna kekuningan dengan rasa manis yang khas. Itulah roti pisang, salah satu kekayaan kuliner khas Kutai Kartanegara. Jenis jajak (jajanan pasar) yang satu ini menjadi sajian yang menggoda selera di waktu senggang. Cocok untuk membangkitkan keakraban saat bercengkerama bersama kerabat dan para sahabat.
Roti pisang sebenarnya memiliki banyak kemiripan dengan bingka. Dari segi bahan dasar, kedua jenis kue basah ini sama-sama terbuat dari tepung terigu, santan, gula, garam, dan telur. Yang membedakan, sesuai namanya, roti pisang menggunakan irisan pisang sebagai campuran adonannya. Pisang yang digunakan dalam penganan ini biasanya adalah jenis pisang raja atau pisang talas. Komponen tambahan yang satu ini menciptakan rasa, aroma, serta tekstur yang unik.
Hal lain yang membedakannya adalah proses pembuatan. Berbeda dengan bingka yang dipanggang, roti pisang dimasak menggunakan cetakan seperti membuat martabak atau kue terang bulan. Cetakannya kurang lebih berdiameter 10 centimeter dengan kedalaman sekitar 1-2 centimeter.
Pembuatan roti pisang dimulai dengan mencampurkan tepung terigu, gula, garam, dan vanili di dalam sebuah wadah. Selanjutnya, dimasukkan telur serta santan dan diaduk hingga tercampur rata. Cacahan pisang dimasukkan ke dalam adonan tersebut sambil memanaskan cetakan yang telah diolesi dengan mentega.
Adonan dimasukkan dalam cetakan dan dibiarkan hingga permukaan bagian bawah sedikit kecokelatan. Setelah kecokelatan, kue dibalik hingga bagian atasnya cukup matang. Roti pisang pun siap disajikan. Hidangan ini semakin mantap bila dinikmati selagi hangat.