Cari dengan kata kunci

pulau_osi_1290.jpg

Potensi Besar Pulau Osi Yang Memukau

Perjalanan kami kali ini adalah menuju Pulau Osi di kabupaten Seram Bagian Barat. Untuk menuju tempat ini dari Ambon, kami harus menyebrang menuju ke Pulau Seram dengan menggunakan kapal Ferry dan kemudian dilanjutkan jalan darat kurang lebih selama 3 jam menuju Pulau Osi.

Pariwisata
Tagar:

Perjalanan kami kali ini adalah menuju Pulau Osi di kabupaten Seram Bagian Barat. Untuk menuju tempat ini dari Ambon, kami harus menyebrang menuju ke Pulau Seram dengan menggunakan kapal Ferry dan kemudian dilanjutkan jalan darat kurang lebih selama 3 jam menuju Pulau Osi. Perlu diketahui bahwa Pulau Osi adalah daratan terpisah dengan Pulau Seram dan kendaraan mobil hanya dapat sampai satu Desa yang bernama Pelita Jaya di pesisir Pulau Seram, selanjutnya kami harus menggunakan ojek atau berjalan kaki hingga sampai di Pulau Osi.

Kami memilih untuk menggunakan ojek karena banyaknya perlengkapan yang harus kami bawa. Dari pangkalan ojek, jarak yang akan kami tempuh adalah sekitar 2 kilometer lagi. Motor yang kami naiki pun segera melaju ketika semua sudah dalam posisi siap. Tahap terakhir perjalanan menuju Osi ini dimulai dengan memasuki gerbang bertuliskan “Selamat Datang di Pulau Osi”. Kami agak terkejut karena jalur yang kami lewati adalah dermaga panjang yang terbuat dari kayu dan berada di atas air tempat pohon-pohon bakau tumbuh. Pemandangan yang kami saksikan memang cukup menarik, namun lumayan membuat kami sedikit khawatir karena jalur kayunya. Sang tukang ojek pun terus berusaha meyakinkan kami bahwa jalur yang kami lalui ini aman.Perjalanan ojek ini berjalan lancar dengan melewati sekitar 3 pulau berbeda yang terhubung dengan jembatan kayu hingga akhirnya sampai di Pulau Osi.

Pulau Osi hanya memiliki luas sekitar 9 Ha dengan panjang 600 meter dan lebar 200 meter saja. Pulau ini memiliki penghuni kurang lebih sebanyak 100 Kepala Keluarga yang sebagian besar bermatapencaharian sebagai nelayan. Penduduk pulau ini didominasi oleh para pendatang yang berasal dari Sulawesi Tenggara dan umumnya mereka sudah hidup puluhan tahun serta memiliki beberapa generasi di Pulau Osi. Walaupun demikian, para penduduk asli Sulawesi ini kurang suka bila dikatakan berasal dari Sulawesi, mereka lebih senang bila kami menyebut mereka sebagai penduduk asli Pulau Osi.

Kepadatan pulau Osi yang tidak terlalu besar ini memang sudah menemui masalah. Pemerintah daerah setempat bahkan sudah memindahkan sebagian penduduk ke Pulau Seram, tepatnya ke sekitar Desa Pelita Jaya. Hal lain yang membuat kami terkagum adalah ketiadaan sumber air tawar di pulau ini. Menurut warga setempat, dulu warga harus mengambil air tawar dari Pulau Marsegu atau Pulau Seram namun kini sudah tersedia alat destilasi air laut menjadi air tawar. Tidak hanya itu, sebuah instalasi listrik cahaya matahari atau Solar Sel pun kami temukan di pinggiran desa. Instalasi ini merupakan sumbangan dari sebuah perusahaan dan memang benar-benar dipakai sebagai sumber listrik bagi segenap warga Pulau Osi.

Kini, Pulau Osi adalah sebuah tujuan wisata. Keindahan alam Taman Laut di sekitar pulau Osi menjadikan Pulau ini sangat nyaman untuk dikunjungi. Beberapa penginapan dan resort pun bermunculan di sekitar Pulau Osi dan menyediakan fasilitas menginap yang cukup menarik bagi para wisatawan. Indahnya alam bawah laut Pulau Osi bukan hanya isapan jempol semata, dari jembatan maupun dermaga di sekitar Pulau Osi pun kami sudah dapat melihat keindahannya tanpa harus turun langsung ke dalam air. Pulau Osi memang belum sepopuler Pantai Ora atau Pulau Banda, namun keindahan pulau ini merupakan potensi besar yang masih luas untuk terus dikembangkan hingga suatu saat nanti Pulau Osi akan menjadi tujuan utama wisata Pulau di Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku.

Baca juga: Pulau Kembang, Pulaunya Para Kera

[Phosphone/IndonesiaKaya]

Tagar:
Informasi Selengkapnya
  • Elsa Dwi Lestari

  • Indonesia Kaya

This will close in 10 seconds