Cari dengan kata kunci

solo_batik_carnival_1200.jpg

Parade Kreasi Batik dalam Solo Batik Carnival

Solo sudah dikenal sebagai salah satu daerah penghasil batik terbesar di Indonesia. Tradisi pembuatan batik masyarakat kota ini berlangsung sejak berabad-abad yang lalu. Berbagai motif pun dihasilkan dan dikembangkan oleh para perajin batik di sini.

Kesenian

Solo sudah dikenal sebagai salah satu daerah penghasil batik terbesar di Indonesia. Tradisi pembuatan batik masyarakat kota ini berlangsung sejak berabad-abad yang lalu. Berbagai motif pun dihasilkan dan dikembangkan oleh para perajin batik di sini. Beberapa sentra batik pun tumbuh di kota ini. Sejak tahun 2008, tradisi batik semakin terasa di kota ini. Pada tahun tersebut, untuk pertama kalinya juga diadakan pagelaran akbar Solo Batik Carnival.

Solo Batik Carnival merupakan parade kebudayaan terutama busana yang terbuat atau menggunakan unsur batik di jalan. Parade ini diadakan di jalan utama Kota Solo, seperti salah satunya di Jalan Slamet Riyadi.

Parade ini akan dimulai di perempatan Purwosari dan berakhir di Balaikota Solo. Masyarakat dapat menikmati parade ini secara gratis. Para pengunjung memadati sisi Jalan Slamet Riyadi, menikmati keindahan kreasi busana yang ditampilkan para peserta parade.

Untuk tahun 2013, Solo Batik Carnival mengambil tema Memayu Hayuning Bawono. Tema ini meliputi empat subtema, yaitu air, udara, api, dan tanah atau bumi. Tema-tema ini menjadi dasar setiap rancangan busana yang ditampilkan oleh para peserta di gelaran yang diadakan setiap tahun ini.

Solo Batik Carnival 2013 yang diselenggarakan pada 29 Juni 2013 lalu diikuti oleh 141 peserta. Dari seluruh peserta tersebut, tidak semua berasal dari Kota Solo. Ada tujuh peserta yang berasal dari Kota Balikpapan.

Acara yang dimulai pada jam 13.00 WIB ini pun membuat Kota Solo terlihat semarak, terutama di sepanjang ruas Jalan Slamet Riyadi. Masyarakat yang berbaur dengan wisatawan memenuhi sisi-sisi jalan utama kota ini. Sementara, para peserta parade berjalan lenggak-lenggok memamerkan busana kreasi masing-masing. Batik yang bagi sebagian orang dianggap kaku dan ketinggalan zaman pun pada saat itu terlihat modern, penuh warna, dan terlihat sangat menarik. [Agung/IndonesiaKaya]

Informasi Selengkapnya
  • NULL

  • Indonesia Kaya

This will close in 10 seconds