Cari dengan kata kunci

makam_sam_ratulangi_1290.jpg

Menghayati Makna Kemerdekaan di Makam Sam Ratulangi

Sam Ratulangi yang bernama lengkap Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi merupakan salah satu tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia. Lahir di Tondano, Sulawesi Utara, pada 1890, dan wafat di usianya yang ke 58 tahun.

Pariwisata

Sam Ratulangi yang bernama lengkap Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi merupakan salah satu tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia. Lahir di Tondano, Sulawesi Utara, pada 1890, dan wafat di usianya yang ke 58 tahun. Sam Ratulangi dikenal sepanjang hayatnya sebagai pahlawan nasional. Tidak hanya itu, Sam Ratulangi juga dikenal sebagai salah satu anak negeri yang mengabdikan hidupnya untuk perkembangan ilmu pengetahuan.

Untuk mengenang jasa-jasanya kepada bangsa, dibangunlah tempat peristirahatan terakhir bagi kusuma bangsa Sam Ratulangi. Makam yang mempunyai luas sekitar 1 hektar ini berada di Kelurahan Wawalintouan, Tondano, Sulawesi Utara, atau sekitar 30 km dari pusat Kota Manado.

Memasuki kompleks makam, pengunjung akan menemukan beberapa bagian relief yang menggambarkan perjalanan hidup Sam ratulangi, yaitu ketika di masa pergerakan dan dedikasinya kepada dunia pendidikan. Melewati beberapa anak tangga, pengunjung akan tiba di halaman makam. Di halaman inilah sering diadakan kegiatan-kegiatan ketika menyambut hari besar negara, seperti hari kemerdekaan Indonesia.

Di lapangan tersebut, pada sebuah tembok tertulis “Si Tou Timou Tumou Tou”, yaitu kalimat dari bahasa Minahasa yang kerap dilontarkan oleh Sam Ratulangi semasa hidupnya. Menurut Jefry, sang penjaga makam, kalimat tersebut mempunyai makna bahwa manusia hidup untuk memanusiakan manusia. Suatu ajaran moral untuk saling menghormati dan menghargai tanpa melihat perbedaan-perbedaan yang ada.

Tepat di depan lapangan terdapat patung boss Sam Ratulangi, sementara di bagian belakangnya terdapat monumen berundak tujuh. Monumen ini menyimbolkan perjuangan Sam Ratulangi dalam usaha-usahanya untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Turun melewati beberapa anak tangga, pengunjung akan menemukan makam Sam Ratulangi yang dikelilingi oleh bunga-bunga dan pepohonan hijau.

Makam Sam Ratulangi dibuka untuk siapa saja yang ingin mempelajari sejarah perkembangan bangsa, sambil terus menghayati jasa-jasa dan pengorbanan yang telah diberikan Sam Ratulangi kepada bangsa Indonesia. Dibuka mulai pukul 09.00 pagi hingga pukul 05.00 petang, para pengunjung tidak perlu merogoh kocek untuk bisa masuk ke kompleks pemakaman ini.

Jefry mengharapkan, kesadaran dari masyarakat umumnya untuk terus menjaga makam, mengingat Sam Ratulangi merupakan tokoh kebanggan bersama, khususnya orang Sulawesi Utara. Dirinya juga mengharapkan pemerintah untuk memberikan perhatian lebih pada kondisi makam secara utuh, sehingga makam bukan hanya sekadar tempat wisata, tetapi juga mampu menjadi tempat untuk mempelajari sejarah, sambil terus menghayati jasa-jasa dan perjuangan Sam Ratulangi untuk kemerdekaan bangsa Indonesia. [AhmadIbo/IndonesiaKaya]

Informasi Selengkapnya
  • Elsa Dwi Lestari

  • Indonesia Kaya

This will close in 10 seconds