Monumen ini bernama Monumen 1000 Km Anyer Panarukan. Dibangun untuk mengenang sejarah pembangunan jalan raya sepanjang 1.000 kilometer Anyer-Panarukan pada zaman Pemerintahan Gubernur Jendral Herman Willem Daendels pada tahun 1807-1810 silam.
Monumen 1000 Km Anyer Panarukan ini terletak di Desa Wringinanom Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo. Pembangunan monumen ini masih tergolong baru, pada September 2014, bangunan ini baru rampung dibangun. Awalnya monumen yang memiliki warna dominan putih ini adalah tugu udang sebagai penanda jika Panarukan adalah salah satu penghasil budidaya udang air payau.
Sejarah pembangunan Jalan raya Pos atau lebih dikenal jalan Daendels sepanjang 1000 Km ini dahulu menjadi sejarah kelam perjuangan bangsa ini. Jalan raya pos awalnya dibangun untuk pertahanan militer Belanda pada masa itu. Jalan Anyer-Panarukan ini dahulu digunakan untuk menunjang sistem tanam paksa (Cultuur Stelsel) yang saat itu sedang diterapkan Kolonial Belanda.
Selain itu, jalanan ini juga dibangun untuk menghubungkan antar karesidenan dan kota-kota yang dianggap penting. Dengan adanya jalan ini, hasil bumi dari kawasan Pulau Jawa lebih muda dikirim ke pelabuhan di Cirebon untuk selanjutnya dibawa ke negeri Kincir Angin, Belanda.
Jalan ini akan selalu mengingatkan kita pada kekejaman Gubernur Jendral Belanda Herman Willem Daendels terhadap bangsa Indonesia. Untuk membangun jalan ini, ratusan orang yang bekerja meninggal dunia. Sedikitnya ada 24.000 korban meninggal hingga pembangunan jalan ini selesai. Jumlah ini tidak termasuk jumlah korban yang tidak terdata.
Baca juga: Bajra Sandhi, Monumen Simbol Perjuangan Rakyat Bali
[Tauhid/IndonesiaKaya]