Cari dengan kata kunci

air_terjun_madakaripura_1290.jpg

Mengagumi Madakaripura, Curug Tempat Patih Gajah Mada Bersemedi

Madakaripura menjulang 170 meter dengan lengkungan tebing sempurna, menjadikannya curug tertinggi dan terindah di Pulau Jawa.

Pariwisata

Menjadikan Probolinggo sebagai salah satu wilayah tujuan wisata di Indonesia tidaklah keliru. Karena, wilayah yang dijuluki Kota Santri ini memiliki segudang objek wisata alam unggulan, bahkan sebagian di antaranya masih belum banyak diketahui dan dikunjungi orang. Salah satu contohnya adalah Curug Madakaripura, air terjun eksotis yang menjadi primadona wisata alam bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Secara administrasi, Curug Madakaripura terletak di desa terpencil di lereng Gunung Bromo. Desa tersebut bernama Desa Tlogorejo, terletak di Kecamatan Lumbang, dan masuk ke dalam wilayah Pemerintahan Kabupaten Probolinggo. Dari alun-alun pusat Kota Probolinggo menuju lokasi curug, dibutuhkan jarak sekitar 30 km atau memakan waktu sekitar 2 jam perjalanan darat. Sepanjang perjalanan, mata pengunjung akan disuguhkan dengan keelokan pemandangan hijaunya lereng pegunungan.

Secara administrasi, Curug Madakaripura terletak di desa terpencil di lereng Gunung Bromo.

Setelah sampai di gerbang, pengunjung tidak bisa langsung menikmati keindahan air terjun. Pengunjung harus berjalan kaki menyusuri jalan setapak dan menyeberangi sungai selama sekitar 1 jam. Namun, tidak perlu khawatir, akses jalannya sudah sangat bagus. Terlebih lagi, di depan gerbang pintu masuk Curug Madakaripura terdapat banyak orang yang menawarkan jasa pemandu wisata bagi mereka yang belum terbiasa berpetualang di alam.

Curug Tertinggi di Pulau Jawa

Aliran air sungai yang jernih, pepohonan yang menghijau sejauh mata memandang, dan sesekali terlihat kera ekor panjang yang saling melompat dari atas ranting pohon, menjadi sahabat setia menemani langkah kaki menuju lokasi air terjun. Ketika bukit-bukit terjal dan bebatuan cadas mulai terlihat, itu tandanya lokasi air terjun sudah dekat.

Biasanya, pemandu wisata setempat mewajibkan setiap pengunjung untuk mengenakan jaket anti air sebelum memasuki lokasi curug. Hal ini bukan tanpa alasan, karena untuk mencapai curug utama, pengunjung harus melewati area tumpahan air dari tebing. Air dari tebing tinggi yang jatuh dan terhempas angin menghasilkan curahan air bagaikan hujan. Meskipun demikian, setiap mata yang memandang, pasti akan terpesona dengan keindahan curahan air jernih yang mengalir menuju sungai.

Madakaripura, dengan ketinggian 170 meter, adalah curug tertinggi dan terindah di Pulau Jawa.

Penjelajahan menuju lokasi utama Curug Madakaripura belum berhenti di situ. Setiap pengunjung kini harus melewati tebing batu cadas yang terjal, tepat di bawahnya terdapat kolam alami tempat air terjun menumpahkan diri. Setelah melewati gundukan batu cadas tersebut, barulah pengunjung akan disuguhkan dengan keindahan Curug Madakaripura yang luar biasa. Lengkungan tebing yang sempurna dengan ketinggian mencapai 170 meter, menjadikan Madakaripura sebagai curug tertinggi sekaligus terindah di Pulau Jawa.

Tempat Patih Gajah Mada Bersemedi

Terletak di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Curug Madakaripura menjadi salah satu destinasi wisata utama di Probolinggo karena lokasinya yang tidak jauh dari pusat kota. Meskipun dibuka setiap hari, menurut Sadi, salah satu pemandu wisata, Curug Madakaripura ditutup setiap bulan Desember. Alasannya, pada bulan tersebut Indonesia memasuki musim penghujan dengan curah hujan tinggi yang dapat meningkatkan volume air dan membahayakan pengunjung.

Curug ini dinamai Madakaripura, yang berarti tempat terakhir Sang Patih Gajah Mada.

Sadi menambahkan, konon menurut cerita para tetua zaman dahulu, Curug Madakaripura merupakan tempat mandi dan bersemedi Patih Gajah Mada, selain juga menjadi tempatnya menyepi dan memperdalam ilmu hingga akhir hayatnya. Oleh karena itulah, curug tersebut diberi nama Madakaripura, yang memiliki arti tempat terakhir Sang Patih Gajah Mada. Kepercayaan masyarakat desa akan kesakralan dan kesucian Madakaripura semakin diperkuat dengan masih adanya sesajian yang ditemukan di sekitar curug.

Informasi Selengkapnya
  • Elsa Dwi Lestari

  • Indonesia Kaya