Legenda Air Beras di Kawah Sileri - Indonesia Kaya

Cari dengan kata kunci

kawah_sileri_1200.jpg

Legenda Air Beras di Kawah Sileri

Sebagai tujuan wisata, Kawah Sileri menyajikan pemandangan yang menarik. Hamparan kawah dengan deretan perbukitan sebagai latar.

Pariwisata

Di Dataran Tinggi Dieng, sangat mudah menemukan bukti bahwa kawasan ini berada di atas pegunungan yang masih aktif. Di banyak tempat, ditemukan berbagai kawah yang mengeluarkan hawa panas. Salah satunya adalah Kawah Sileri, yang berada di Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara.

Kawah yang memiliki luas sekitar 1 hektare ini dikelilingi bukit-bukit. Bukit-bukit tersebut yaitu Bukit Bima Sakti, Bukit Semancar, Bukit Gajah Mungkur, dan Bukit Penglimuran.

Nama “sileri” pada tempat wisata terkait dengan sebuah legenda mengenai terbentuknya kawah ini. “Sileri” berasal dari “leri” yang dalam bahasa Jawa berarti air bekas mencuci beras.

Pada masa lalu, di Desa Pekasiran, hiduplah seorang nenek sakti bersama muridnya yang bernama Dewi Mala. Nenek sakti ini memiliki perangai buruk. Dewi Mala pun sering menentang kehendak gurunya dan kemudian dikutuk menjadi batu.

Sang nenek sangat ingin menguasai sebuah desa yang terletak tak jauh dari tempat tinggalnya, yaitu Desa Pagar Kandang. Tapi, masyarakat Pagar Kandang menentang keinginan sang nenek. Mereka bahkan mengusir nenek ini dari desa. Nenek pun menjadi marah. Dia kembali ke rumahnya, mengambil sebuah tempurung yang berisi air cucian beras. Air cucian beras ini dipercaya mampu memusnahkan benda apapun yang dikenainya.

Namun, naas nasib nenek tersebut. Dalam perjalanan kembali ke Desa Pagar Kandang, dia tersandung sebuah batu. Tempurung yang dibawanya terlepas dan isinya tumpah ke daratan. Tumpahan air beras tersebut lalu membentuk Kawah Sileri. Sementara, batu yang membuat nenek terjatuh tidak lain adalah Dewi Mala yang telah dia kutuk.

Perjalanan menuju Kawah Sileri akan melalui jalan berbatu yang kondisinya tidak terlalu baik. Keberadaan kawah ini akan ditandai dengan sebuah papan bertuliskan “Kawah Sileri”. Dari papan ini, pengunjung harus berjalan menyusuri anak tangga sejauh kira-kira 300 meter untuk sampai di kawasan kawah.

Sebagai tujuan wisata, Kawah Sileri menyajikan pemandangan yang menarik. Hamparan kawah dengan deretan perbukitan sebagai latar. Pemandangan yang akan memanjakan setiap pengunjung yang datang. Hanya saja, pengelolaan tempat ini belum dilakukan dengan maksimal. Selain jalan yang tidak terlalu baik, tempat ini pun belum dilengkapi fasilitas penunjang yang biasa ditemukan di tempat wisata. Tidak ada loket penjaga atau kantor pengelola. Selain itu, sebaiknya Anda membawa perbekalan yang cukup sebelum tiba di tempat ini. Karena, di sini, tidak ada penjual makanan atau minuman.

Informasi Selengkapnya
  • Elsa Dwi Lestari

  • Indonesia Kaya