Hentakan irama ritmis dari tabuhan alat musik yang satu ini mampu memberikan kemeriahan tersendiri. Semangat tetabuhan dari alat musik yang satu ini biasanya membuat setiap pertunjukan menjadi hidup dan semangat. Inilah dol, gendang khas asal Bengkulu yang biasanya dimainkan beramai-ramai.
Seperti yang tersaji saat para penabuh dol membuka acara pertunjukan parade tari nasional di Taman Mini Indonesia Indah dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun yang ke-40. Beberapa penabuh dol menabuh secara bersama-sama dengan irama yang sama dan membuat pertunjukan menjadi lebih semarak.
Sekilas, dol terlihat seperti alat musik perkusi.
Sekilas, bila dilihat bentuknya, dol terlihat seperti perkusi. Namun, bunyi yang dihasilkan dari alat musik ini tidaklah sama dengan perkusi. Dol terbuat dari kayu atau bonggol kelapa yang dikenal kuat namun ringan. Bonggol pohon kelapa ini kemudian diberi lubang pada bagian atasnya.
Terakhir, baru ditutup dengan kulit kambing atau kulit sapi. Untuk diameter dol, biasanya yang memiliki ukuran yang besar mencapai 70-125 sentimeter dengan tinggi mencapai 80 sentimeter. Sementara itu, untuk alat pemukul dol biasanya memiliki diameter sekitar 5 sentimeter dengan panjang sekitar 30 sentimeter. Pembuatan dol biasanya membutuhkan waktu sekitar 3 minggu tergantung dari kesediaan kayu yang ada.
Dol biasa disandingkan dengan alat musik lain sejenis rebana.
Dol dapat dimainkan dengan 3 teknik yang biasanya mengikuti suasana pertunjukan di mana dol dimainkan. Seperti, teknik suwena, dalam teknik ini biasanya dol dimainkan dengan tempo lambat. Teknik ini biasanya dimainkan saat suasana duka cita.
Ada juga teknik tamatam yang biasanya dimainkan dengan suasana riang. Dalam teknik ini, dol dimainkan dengan tempo cepat dan konstan. Teknik terakhir adalah suwari, teknik ini dimainkan dengan tempo pukulan satu-satu dan biasanya dimainkan saat perjalanan panjang. Dalam memainkan dol, biasanya disandingkan dengan alat musik lainnya seperti tassa, sejenis rebana yang dipukul menggunakan rotan.
Dulu, dol hanya boleh dimainkan oleh orang-orang keturunan tabot saja.
Dahulu, dol biasa dimainkan pada acara-acara khusus seperti perayaan tabot yang dilakukan masyarakat Bengkulu yang masih keturunan tabot. Dol tidak bisa dimainkan oleh sembarang orang, hanya orang-orang keturunan tabot saja yang boleh memainkan alat musik ini.
Seiring perkembangan, dol mulai banyak dimainkan di berbagai acara khusus. Seniman-seniman di Bengkulu belakangan juga giat mengenalkan dol ke tengah-tengah masyarakat umum. Bahkan, bagi yang tertarik memiliki dol, alat musik yang biasanya di cat dengan warna-warna cerah ini biasanya dijual dengan harga antara Rp850.000 hingga jutaan rupiah tergantung besar kecilnya dol.
Baca juga: Gendang Batak Toba, Musik dalam Balutan Religi