Jika berbicara mengenai danau di Indonesia, nama Danau Toba di Sumatra Utara hampir selalu menjadi yang pertama terlintas di benak banyak orang. Selain merupakan danau vulkanik terbesar di Indonesia, kisah rakyat tentang asal-usul Danau Toba yang cukup populer juga membuatnya begitu familiar bagi masyarakat. Namun, tak banyak yang tahu bahwa di Sulawesi Tengah, terdapat sebuah danau yang tak kalah memesona: Danau Poso.
Terletak di Kota Tentena, Kabupaten Poso, Danau Poso menyimpan kecantikan yang unik dan berbeda dibanding danau-danau besar lainnya. Ini adalah danau tektonik yang terbentuk jutaan tahun silam dan menjadi danau terbesar ketiga di Indonesia setelah Danau Toba dan Danau Singkarak. Keunikan Danau Poso terletak pada warna airnya yang terbagi dua: hijau di tepi dan biru di bagian tengah. Pasir di tepinya berwarna kuning keemasan, menghadirkan pemandangan yang mengingatkan pada pantai, dengan gelombang air yang tenang tapi berpola seperti ombak laut.
Keunikan Danau Poso terletak pada warna airnya yang terbagi dua: hijau di tepi dan biru di bagian tengah.
Danau ini membentang seluas 32.000 hektare dan berada di ketinggian 657 meter di atas permukaan laut, dengan kedalaman mencapai 510 meter. Lokasinya cukup strategis, berada di jalur penghubung dari Toraja di selatan menuju Gorontalo dan Manado di utara. Lingkungan sekitar Danau Poso juga sangat asri, dikelilingi perbukitan yang ditanami cengkeh dan kakao, menciptakan lanskap yang memadukan aroma, udara sejuk, dan keindahan visual.
Salah satu momen terbaik di Danau Poso adalah saat senja tiba. Pantulan cahaya matahari di permukaan danau, berpadu dengan siluet bukit dan aroma cengkeh dari kebun di sekelilingnya, menciptakan suasana yang tenang sekaligus magis. Banyak pengunjung memilih menikmati sore di dermaga atau menyusuri tepian danau dengan perahu kayu tradisional.
Lingkungan sekitar Danau Poso juga sangat asri, dikelilingi perbukitan yang ditanami cengkeh dan kakao.
Dari Kota Palu, Danau Poso dapat dicapai dengan perjalanan darat sejauh sekitar 283 kilometer atau delapan jam berkendara. Sementara dari Kota Poso sendiri, jaraknya hanya 56 kilometer dan bisa ditempuh dalam waktu sekitar satu setengah jam. Di Kota Tentena, yang menjadi pintu masuk utama menuju danau, setiap tahun digelar Festival Danau Poso—sebuah perayaan budaya lokal yang menampilkan tarian, musik tradisional, dan atraksi seni masyarakat Sulawesi Tengah. Festival ini menjadi ajang berkumpul warga sekaligus upaya untuk memperkenalkan kekayaan budaya wilayah Poso kepada publik yang lebih luas.
Tak lengkap rasanya berkunjung ke danau ini tanpa mampir ke Watu Ngonggi—kumpulan batu-batu besar yang muncul dari dalam danau dan dapat mengeluarkan bunyi khas saat dipukul. Lokasi ini tak hanya menjadi objek wisata, tapi juga dipercaya menyimpan nilai-nilai sakral oleh warga setempat. Di sela-sela eksplorasi, sempatkan juga mencicipi ikan sogili bakar, kuliner khas Poso yang hanya bisa dinikmati segar dari danau ini.
Danau Poso bukan hanya indah secara visual, tapi juga menyimpan lapisan-lapisan cerita, budaya, dan ekologi yang jarang disentuh wisata massal. Sebuah permata tenang di jantung Sulawesi yang menanti untuk dikenali lebih dalam.