Bubur Kampiun: Kuliner Minang yang Lahir dari Ketidaksengajaan - Indonesia Kaya

Cari dengan kata kunci

DSC05523

Bubur Kampiun: Kuliner Minang yang Lahir dari Ketidaksengajaan

Saat berkunjung ke Sumatra Barat pada bulan puasa, jangan lewatkan sajian bubur dengan aneka topping ini.

Kuliner

Kuliner manis memang meggugah selera jika dinikmati saat bulan Ramadan. Karena itu, saat berkunjung ke Sumatra Barat pada bulan puasa, jangan lewatkan sajian legit gurih bubur kampiun. 

Selain pemandangan alam, kuliner dari provinsi dengan ibu kota yang berada di Padang ini juga menjadi salah satu aspek yang menarik untuk dibahas. Tak hanya kaya akan rempah-rempah, Tanah Minang juga punya bubur kampiun, kuliner manis yang menggugah selera. 

Bubur kampiun sudah ada sejak tahun 1960-an.

Menilik sejarahnya, kuliner dengan kuah santan ini sudah ada sejak tahun 1960-an, pasca perang revolusi. Meski banyak hidangan asing yang masuk ke Indonesia, resep tradisional ini tetap eksis dan diminati wisatawan. Uniknya, hidangan ini awalnya tercipta secara tidak sengaja oleh seorang nenek bernama Amai Zona, saat mengikuti lomba Kreasi Membuat Bubur yang diselenggarakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Desa Jambu Air, Banuhampu, Bukittinggi.

Namun, nenek Amai Zona terlambat dan tidak melakukan persiapan dengan matang. Akhirnya, ia mencampurkan segala jenis bubur dagangannya yang tidak habis ke dalam satu wadah. Bak petir di siang bolong, ternyata kreasi buburnya menjadi pemenang dalam ajang ini. Dengan kebetulan tersebut, lalu terbentuklah bubur kampiun yang menjadi hidangan khas Padang, Sumatra Barat.

Bubur kampiun memiliki keunikan pada keberagaman topping-nya.

Berbeda dengan bubur pada umumnya, bubur kampiun memiliki keunikan dengan topping-nya yang beragam. Pertama, bubur kampiun terbuat dari ketan putih kukus. Lalu, dilengkapi dengan berbagai campuran di atasnya. Mulai dari candil, bubur ketan hitam, kolak pisang atau ubi, bubur sumsum, dan kacang hijau. 

Di beberapa daerah, hidangan manis ini memiliki variasi campuran yang berbeda, misalnya lupis ketan putih sebagai pengganti nasi ketan atau bubur delima sebagai pengganti bubur conde. Karena teknik pembuatannya cukup rumit, beberapa pedagang memilih untuk tidak menyertakan bubur conde dalam racikannya.

Para pedagang biasanya mulai menyiapkan berbagai campuran sejak dini hari, memasak setiap bahan di panci terpisah. Untuk menghasilkan sajian yang lengkap, setidaknya enam jenis bahan dimasak secara bersamaan di enam tungku berbeda.

Ada enam jenis bahan yang dimasak dalam enam panci di atas enam tungku secara bersamaan.

Variasi campuran inilah yang sebenarnya menjadi corak dari bubur kampiun, tetapi juga tantangan saat proses pembuatannya. Juru masak harus membuat satu per satu topping yang dibutuhkan. Namun, untuk menciptakan rasa yang berkesinambungan, bumbu yang digunakan juga harus sesuai. 

Tidak berhenti sampai di situ, bubur akan disiram dengan kuah yang terdiri dari gula merah serta santan. Bubur kampiun mempunyai rasa legit dari gula merah dan santan yang bersatu menghasilkan sensasi yang tak terlupakan di mulut. Meski terkesan mempunyai banyak isi di dalamnya, tetapi bubur ini justru menghasilkan rasa yang spesial. 

Hidangan ini cocok disantap saat berbuka puasa atau pada acara kumpul keluarga. Cita rasa yang membuat nyaman, akan meninggalkan kesan tak terlupakan pada penikmatnya.

Informasi Selengkapnya