Olahan makanan berbahan daging memang sudah menjadi identitas kuliner Madura. Sebut saja sate, bebek goreng, bebek songkem, lorjuk, kaldu kokot menjadi primadona wisatawan saat berkunjung ke Pulau Karapan Sapi. Cita rasa gurih dan disajikan dalam porsi yang dikombinasikan dengan nasi menjadikan kuliner-kuliner tersebut sempurna.
Jangan salah, Madura tak hanya terkenal dengan cita rasa gurih. Namun juga sajian manis yang cocok dinikmati siapa saja. Nama sajian itu adalah tajin sobih. Sekilas tajin sobih mirip dengan bubur sumsum atau biji salak yang naik daun saat Ramadan.
Namun, yang membuat tajin sobih begitu istimewa adalah kehadiran cenil berkuah warna coklat yang membedakannya dari bubur-bubur lainnya. Jika membuat bubur sumsum, santan, dan gula merah bisa dilakukan oleh semua orang, menciptakan cenil berkuah warna coklat ini adalah suatu seni yang tidak semua orang mampu menguasainya. Inilah yang menjadi ciri khas khusus dari tajin sobih khas Bangkalan, sebuah rahasia kuliner yang menggoda selera dan hanya bisa dirasakan di sini.
Yang membuat tajin sobih begitu istimewa adalah kehadiran cenil berkuah warna coklat yang membedakannya dari bubur-bubur lainnya.
Pada dasarnya tajin sobih merupakan jajanan pasar yang jamak dijual saat pagi hari. Terbungkus manis oleh daun pisang, tajin sobih mengusung sejarah dan nama desa yang melahirkannya, yaitu Desa Sobih di Bangkalan. “Tajin,” yang artinya bubur dalam bahasa Madura, memberikan penghormatan pada asal-usulnya, sementara “sobih” menghadirkan sentuhan lokal yang kental.
Dibalut dalam nuansa tradisional, tajin sobih menggoda selera dengan varian bubur putih, bubur coklat, dan mutiara yang memikat. Yang membuatnya begitu istimewa adalah paduan kuah santan dan gula merah cair yang melimpah, disiram dengan penuh kelembutan di atas bubur.
Jajanan ini menggoda dengan tekstur bubur yang lembut dan cita rasa manis gurih, dihasilkan dari sempurnanya perpaduan santan dan gula merah cair. Namun, daya tarik sejati terletak pada presentasinya yang unik; tajin selalu dihidangkan dalam daun pisang yang dibentuk kerucut, disiram gula sehingga menciptakan garis-garis menggoda. Bahkan sendok makannya pun menggunakan daun pisang, menambah sentuhan menarik dalam setiap suap.
Tajin selalu dihidangkan dalam daun pisang yang dibentuk kerucut, disiram gula sehingga menciptakan garis-garis menggoda.
Momen terbaik untuk menikmati tajin sobih adalah di pagi hari sebagai hidangan penutup yang memanjakan lidah. Jajanan ini sering ditemui di pasar-pasar tradisional di Madura atau dijual keliling desa oleh ibu-ibu penjual yang menggendongnya. Sebuah pengalaman kuliner yang tidak hanya lezat, tetapi juga sarat dengan keunikan tradisional.
Meski serupa dengan bubur sumsum dari daerah lain, tajin sobih mengangkat pengalaman gurih legit menjadi sebuah perjalanan rasa yang tak terlupakan, menawarkan cita rasa dan tampilan yang membuatnya unggul di antara pesaingnya. Tajin sobih adalah sebuah serenade bagi lidah dan perut yang tidak boleh dilewatkan.
Menikmati sajian tajin sobih ditemani dengan kopi hitam pahit bisa menjadi rekomendasi kegiatan bagi siapa saja yang berniat menghabiskan waktu atau melancong ke Madura. Yang pasti tajin sobih tidak boleh luput dari incaran kuliner bagi yang hendak liburan ke Madura.