Kenikmatan dalam Kesederhanaan Nasi Sala - Indonesia Kaya

Cari dengan kata kunci

Nasi_sala_12001.jpg

Kenikmatan dalam Kesederhanaan Nasi Sala

Nasi dan ikan goreng tepung mungkin terdengar tidak spesial. Namun, beda cerita jika yang dimaksud adalah nasi sala khas Pariaman.

Kuliner

Bicara tentang kuliner Sumatra Barat atau suku Minangkabau memang tidak ada habisnya. Bisa dibilang, makanan khas Minangkabau selalu ada di daftar makanan favorit kita. Siapa sih yang tidak pernah tergiur dengan nasi Padang? Bahkan, dunia pun mengakui akan lezatnya rendang. Pada tahun 2016, situs berita CNN mengumumkan rendang khas Sumatra Barat sebagai makanan nomor satu terenak di dunia.

Memang, kuliner Sumatra Barat tidak terlepas dari ikonnya, yakni rendang tadi. Namun, di setiap sudut provinsi ini, masih banyak warisan kuliner yang tidak kalah memikat lidah. Salah satu daerah yang punya deretan makanan nikmat adalah kota Pariaman. Pariaman merupakan sebuah kota yang terletak di provinsi Sumatra Barat. Kota ini berjarak sekitar 56 km dari kota Padang. Menurut laporan Tomé Pires dalam Suma Oriental yang ditulis antara tahun 1513 dan 1515, kota Pariaman ini merupakan bagian dari kawasan rantau Minangkabau. Kawasan ini juga telah menjadi salah satu kota pelabuhan penting di pantai barat Sumatra.

Tidak heran kalau kuliner di Kota Pariaman sangat dipengaruhi oleh hasil laut. Posisinya yang berada di pesisir membuat hidangan berbahan ikan atau boga laut lainnya mudah ditemukan dan dapat dihidangkan dalam keadaan yang masih sangat segar. Salah satu hidangan sarapan lokal yang terkenal di sana adalah nasi sala. Nasi sala merupakan hidangan ikan bertepung yang disajikan dengan nasi dan samba lado alias sambal khas Minang. Nasi sala banyak ditemukan di kawasan sekitar pantai. Salah satu kedai yang menjual nasi sala bisa dijumpai di Pondok Nasi Nyanyak, di kawasan Pantai Gandoriah.

Nasi sala merupakan hidangan ikan bertepung yang disajikan dengan nasi dan samba lado alias sambal khas Minang.

Menikmati Nasi Sala untuk Sarapan

Kata “sala” dalam bahasa setempat berarti digoreng, seperti salah satu hidangan khas lainnya dari Pariaman, yaitu sala lauak. Keistimewaan dari hidangan sala adalah lapisan adonan tepung yang memberikan tekstur renyah pada ikan.

Kata “sala” dalam bahasa setempat berarti digoreng, seperti salah satu hidangan khas lainnya dari Pariaman, yaitu sala lauak.

Bukan hanya tepung, adonan tepung sala juga diberi bumbu kuning. Warna kuning ini didapatkan dari kunyit di dalam bumbu halus yang ditambahkan ke dalam adonan tepung. Ada pula yang menambahkan irisan pucuk daun kunyit ke dalamnya. Tak heran, meski terlihat sederhana, cita rasa tepung yang membalut ikan sebelum digoreng ini terasa sangat istimewa.

Ikan yang dipakai untuk nasi sala biasanya berupa ikan laut. Ada ikan kembung, tongkol, gembulo, senangin, sampai ikan layur atau yang dalam istilah setempat disebut baledang. Ikan yang dipakai juga merupakan ikan-ikan segar. Karena itu, ikan sala yang digoreng saat akan disantap, terasa sangat lezat. Daging ikannya masih lembut, manis, gurih khas ikan segar berbalut tepung berbumbu yang renyah.

Menikmati ikan sala akan semakin istimewa jika ditemani nasi sek. Ini adalah sebutan untuk nasi putih dalam porsi kecil, sebesar kepalan tangan, yang dibungkus daun pisang khas Pariaman. Kalau di Jogja kita mengenal nasi kucing, maka di Pariaman ada nasi sek. Wangi nasi sek dapat tercium dari kejauhan karena daun pisang yang membungkusnya ketika masih hangat.

Untuk menambah kenikmatan, nasi sala biasanya dilengkapi dengan samba lado atau sambal khas Minang dengan cita rasa segar dari tomat dan perasan jeruk nipis sebelum dihidangkan. Tidak jarang juga masyarakat yang menambahkan samba lado tanak, masakan khas Minang yang pedas. Di Pondok Nasi Nyanyak, nasi sek disajikan bersama pilihan kuah atau gulai dan sayuran untuk menemani ikan sala.

Untuk menambah kenikmatan, nasi sala biasanya dilengkapi dengan samba lado atau sambal khas Minang dengan cita rasa segar dari tomat dan perasan jeruk nipis sebelum dihidangkan.

Cara pembuatan nasi sala termasuk cukup mudah. Ikan pilihan yang sudah dibersihkan, kemudian dicelup ke dalam adonan tepung berbumbu untuk digoreng di dalam minyak panas hingga berwarna cokelat keemasan. Begitu matang, pelanggan bisa memilih hidangan pendamping lainnya. Nasi sala biasanya jadi menu sarapan di Pariaman. Olahan sederhana dan cenderung cepat saji ini memang praktis sekaligus mengenyangkan. Konon, menu nasi dengan ikan sala ini dulunya merupakan makanan untuk bekal bagi para nelayan, untuk dibawa setiap hari menangkap ikan yang kebanyakan berada di sekitar pesisir pantai Pariaman.

Nasi sala tidak hanya dikenal karena cita rasanya yang lezat, tetapi juga akan kesederhanaan dalam penyajiannya. Hal ini justru membuatnya menjadi favorit masyarakat setempat dan pengunjung yang singgah ke daerah tersebut. Jika bertandang ke tanah Pariaman, pastikan untuk menyempatkan diri mencicipi nasi sala. Apalagi sambil menikmati suasana pantai, dijamin kenangan tentang Pariaman akan membekas di hati.

Baca juga: Mencicipi Uta Kelo, Kuliner Khas Suku Kaili

Informasi Selengkapnya
  • Indonesia Kaya

  • Indonesia Kaya

  • harian haluan, herlina basri, fakta daerah