Gajah Sumatera sejak lama telah menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat Pulau Sumatera. Bahkan dahulu, gajah dimanfaatkan untuk memperkuat pasukan perang pada era kesultanan. Tapi kemudian, kerusakan alam dan perburuan liar membuat populasi hewan bernama latin elephas maximus sumateraensis ini semakin menyusut. Keberadaan Pusat Konservasi Gajah (PKG) di Taman Nasional Way Kambas menjadi penting dalam mencegah kepunahan gajah Sumatera.
PKG Taman Nasional Way Kambas merupakan salah satu objek wisata edukasi yang terbuka bagi masyarakat luas. Di sini, pengunjung dapat belajar mengenai kehidupan gajah Sumatera dan upaya pelestarian yang perlu dilakukan untuk mencegah kepunahannya. Di sisi lain, keberadaan PKG di Taman Nasional Way Kambas menjadi wahana ekowisata yang menghibur masyarakat umum. Sambil melihat atraksi lincah dari gajah-gajah ini, masyarakat diajak untuk ikut melestarikan kehidupan alam liar.
Di PKG Taman Nasional Way Kambas, pengunjung disuguhkan berbagai atraksi menawan dari gajah-gajah terlatih yang rutin ditampilkan setiap akhir pekan. Atraksi yang ditampilkan gajah-gajah tersebut antara lain memberi hormat kepada penonton, melakukan upacara serta menaikkan bendera, berjoget, bermain bola, dan berbagai atraksi menarik lainnya. Pengunjung juga dapat merasakan pengalaman menaiki gajah-gajah untuk berkeliling sejenak atau melakukan tur selama 30 menit hingga 1 jam perjalanan menuju habitat gajah liar di dalam kawasan Taman Nasional Way Kambas.
Selain sebagai objek ekowisata, PKG juga berfungsi sebagai sarana pengembangbiakan gajah untuk menekan penyusutan populasi mereka. Selain itu, PKG juga mengupayakan pengembalian gajah yang telah terdomestikasi ke habitat liarnya. Kini, hanya terdapat 20-40 ekor gajah di Taman Nasional Way Kambas yang tetap dibiarkan berada di kandang, sedangkan selebihnya dibiarkan hidup di alam lepas. Saat ini, jumlah keseluruhan populasi gajah Sumatera di Taman Nasional Way Kambas diperkirakan sekitar 200 ekor.