Sungai ini memiliki arus yang tenang dengan airnya yang bewarna kehijauan. Sajian tumbuhan bakau yang merambat di bagian tepi sungai menjadi teman setia sepanjang perjalanan di sungai ini. Jika beruntung, sesekali dari balik pohon sekelompok kera mengintip kegiatan di sekitar sungai.
Patahan batang kadang melintas di tengah sungai yang sedikit menghambat jukung yang menjadi tunggangan para wisatawan. Begitulah kira-kira pemandangan yang tersaji di Sungai Cigenter, Ujung Kulon. Sungai tempat dimana pengunjung dapat menikmati kegiatan susur sungai layaknya sungai amazon yang mendunia itu.
Sungai Cigenter masuk dalam kawasan Cagar Alam Ujung Kulon, Provinsi Banten. Tepatnya di wilayah Pulau Handeleum yang memiliki luas mencapai 200 hektar.
Sebelum mengarungi Sungai Cigenter, harus melapor terlebih dahulu ke pihak kepolisian hutan di Pulau Handeleum. Setelah itu, baru para pengunjung bisa menikmati suasana sungai yang masih terlihat alami ini.
Memasuki Sungai Cigenter, para wisatawan akan diangkut menggunakan perahu kayu. Setelah itu dilanjutkan dengan kano atau jukung yang berkapasitas 4-6 orang.
Merasakan dan mendayung jukung, kita seakan-akan kembali ke zaman prasejarah, dimana batang pohon yang telah dibentuk lalu bagian tengahnya dikeruk menjadi alat transportasi untuk melintasi sungai.
Muara menjadi pintu masuk sebelum lebih dalam lagi mengarungi Sungai Cigenter. Bila di muara kita disajikan air sungai yang bewarna biru namun semakin kedalam air akan berubah menjadi kehijauan.
Sungai Cigenter memiliki kedalaman mencapai 6 meter, permukaannya berlumpur layaknya sungai-sungai yang ada di daratan. Dibagian sisi sampingnya terdapat hutan bakau yang luas. Hampir semuanya tertutup oleh pepohonan yang lebat nan hijau.
Sesekali gerombolan kera mengintip, menghilangkan rasa penasaran mereka. Kadang mereka melompat dari pohon yang satu ke pohon yang lainnya.
Mendayung di Sungai Cigenter lebih asyik dengan alur yang pelan. Biarkan arus sungai yang tenang membawa Pengunjung menaiki jukung sambil menikmati suasana Sungai Cigenter yang alami. Karena jika mendayung dengan keras, suara dan cipratan air bisa mengganggu aneka satwa yang berkeliaran di Sungai Cigenter.
Satwa di sini dihuni oleh buaya dan ular phyton. Memang tidak mudah menemukan mereka namun dengan gerakan yang pelan setidaknya para wisatawan lebih memungkinkan untuk bertemu satwa asli Ujung Kulon ini.
Pada bagian ujung sungai yang mencapai 2 km terdapat air terjun yang menjadi sajian indah bagi para pengunjung di destinasi ini. Namun, bila ada batang pohon yang melintas dan menutup akses jalan, wisatawan harus bersiap kecewa karena sungai ini hanya memiliki satu jalur saja untuk melihat air terjun tersebut. [Riky/IndonesiaKaya]