Cari dengan kata kunci

Melihat_Cagar_Alam_Rawa_Danau_Hutan_Air_Tawar_Terbesar_di_Jawa.jpg

Cagar Alam Rawa Danau, Hutan Air Tawar Terbesar di Jawa

Destinasi wisata yang terletak tak jauh dari Kota Serang ini menyajikan nuansa-nuansa alami dan menarik untuk dikunjungi.

Pariwisata

Cagar alam yang satu ini menjadi salah satu hutan air tawar terbesar yang ada di Pulau Jawa. Dengan luas yang mencapai 2.000 hektar dan panjang yang mencapai sekitar 10 km, cagar alam ini menjadi salah satu destinasi menarik untuk dikunjungi. Inilah Cagar Alam Rawa Danau, cagar alam terbesar yang menyajikan nuansa-nuansa alami untuk dikunjungi.

Cagar Alam Rawa Danau atau Rawa Dano yang terletak 15 km arah barat dari Kota Serang ini masuk dalam 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Padarincang, Kecamatan Pabuaran dan Kecamatan Mancak. Untuk menuju destinasi wisata ini, pengunjung membutuhkan waktu dan tenaga yang tak sedikit.

Untuk menuju destinasi wisata ini, pengunjung membutuhkan waktu dan tenaga yang tak sedikit.

Pengunjung yang ingin melihat Cagar Alam Rawa Danau, disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan pegawai Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kota Serang sebagai pihak pengelola. Dikarenakan lokasi yang sulit dan tidak adanya penunjuk arah bisa membuat wisatawan tersesat saat berkunjung ke sini.

Desa Cikedung di Kecamatan Padarincang menjadi titik lokasi pemberhentian pertama yang harus dituju. Dari tempat inilah pengunjung melakukan perjalanan dengan berjalan kaki.

Pemandangan berupa pematang sawah hingga menyusuri sungai adalah sajian sekaligus medan yang harus dilalui pengunjung untuk sampai ke Cagar Alam Rawa Danau. Lama perjalanan yang harus dilalui pengunjung bisa mencapai sekitar 1 jam. Pengunjung diharapkan berhati-hati dengan lumpur yang licin, salah injak maka bisa jatuh ke tepian sungai.

Pemandangan sawah dan sungai adalah medan yang harus dihadapi pengunjung untuk menuju Cagar Alam Rawa Danau.

Begitu juga waspada terhadap lintah yang banyak bersembunyi di balik lumpur. Binatang ini akan melekat di kaki dan menghisap darah hingga membuat kulit menjadi lecet. Ketika berkunjung ke sini, pengunjung sebaiknya menggunakan celana panjang atau sepatu karet untuk meminimalisir risiko tergigit lintah.

Menikmati Cagar Alam Rawa Danau harus menggunakan sampan sebagai alat transportasi. Karena objek wisata ini seluruh areanya didominasi air. Kedalamannya pun beragam mulai dari 4 sampai 6 meter, tergantung seberapa banyak tumbuhan eceng gondok mendiami isi area danau.

Sambil mengayuh sampan, wisatawan akan diajak menyusuri isi danau yang berupa rawa-rawa. Sesekali sampan akan tersangkut oleh tumbuhan eceng gondok yang mengapung di permukaan air. Jika sudah begini, pengunjung harus bekerja sama untuk menarik tumbuhan dan mengayuh sampan lebih keras lagi.

Menikmati Cagar Alam Rawa Danau memerlukan penggunaan sampan sebagai alat transportasi.

Pemandangan yang disajikan cagar alam ini tidak hanya terfokus pada tumbuhan eceng gondok dan rawa yang berada di setiap sisinya, namun fauna yang mendiami cagar alam juga menjadi hal yang menarik untuk dinikmati.

Fauna seperti gerombolan kera menjadi objek yang paling sering terlihat di sisi danau. Beberapa kali gerombolan kera ini akan mengintip dan melompat dari dahan satu ke dahan lainnya.

Begitu juga dengan burung yang menjadi hewan paling sering terlihat saat menyusuri cagar alam yang sangat sejuk dan asri ini. Burung bangau bewarna putih menjadi jenis burung yang setidaknya sering menunjukkan jati dirinya di sekitar area ini. Hinggap di pucuk pohon atau terbang bersama kawanan menjadi hal yang sering dilakukan burung ini di Cagar Alam Rawa Danau.

Menyusuri Cagar Alam Rawa Danau bisa menghabiskan waktu seharian.

Menyusuri Cagar Alam Rawa Danau bisa menghabiskan waktu seharian. Itu pun tidak cukup untuk melihat serta mengagumi keindahannya secara keseluruhan. Namun dengan hanya menikmati sebagian kecil dari area Cagar Alam Rawa Danau, dipastikan pengunjung akan pulang dengan kenangan yang tidak pernah terlupakan selama mengunjungi cagar alam terbesar di Pulau Jawa ini.

Informasi Selengkapnya
  • Elsa Dwi Lestari

  • Indonesia Kaya

This will close in 10 seconds